ANTARA NUJUM DAN SUGESTI

Berbicara tentang bintang dilangit bukanlah hal yang baru bahkan anak anak kecilpun sangat akrab akan keberadaannya karena bintang adalah bagian dari kidung ketika menjelang tidur, sapaan lain dari anak anak adalah ketika langit malam tampak begitu cerahnya, sehingga membawa mereka untuk bermain dihalaman sambil memandang bulan sabit yang bagaikan kapal berlayar di samudera manikam, dan kekaguman itu makin mendorong siapapun untuk memperhatikan betapa taburan cahaya itu ternyata membentuk banyak konstelasi yang mampu membuat manusia sejak berabad abad silam berilusi menurut gambarannya sendiri sehingga melahirkan berbagai mitos dan menanamkan suatu kepercayaan tertentu semisal nujum atau ramalan bahkan ada yang menjadikan sebagai hal yang sakral.

Dari masa ke masa serta silih bergantinya generasi, persepsi sebagian manusia tentang bintang gemintang tidaklah pudar bahkan sampai pada zaman serba canggih ini masih saja banyak orang yang meyakini ilmu yang menghubungkan gerakan gerakan benda benda di tata surya dengan nasib seseorang misalnya ilmu astrologi, horoskop, zodiac, shio dan lainnya.
Keterangan lain ada dalam ilmu ta’tsir (nujum)yang menyebutkan tiga bagian
– bintang bisa mempengaruhi kebaikan dan keburukan seseorang
– bintang adalah alat untuk menerka ilmu gaib
– dan bintang adalah sebab

Tulisan ini tidak bermaksud mengajak masuk dengan menelusuri lorong waktu yang telah terpendam juga bukan mempromosikan konsep benar atau salah, tetapi sifatnya hanya sekedar tamasya mengenal dinamika isme ditengah masyarakat terutama yang ada kecenderungan mistis.
Diantara konsep nujum dan ramalan yang kita kenal melalui perbintangan diatas, masih ada rel lain tapi masih dengan makna yang sama, yaitu nujum yang dipakai untuk terapi pengobatan tradisional dengan metode dasar melalui makna sebuah nama yang perinciannya merujuk pada hitungan hari dan pasaran
(di jelaskan dalam primbon jawa)

Yang menarik adalah sarana untuk obat herbalnya mengambil patokan komponen tumbuhan yaitu,”oyot-wit-pang-godong” atau (akar-batang-ranting-daun), misalnya yang menderita sakit bernama ”sugriwanto”atau”sri ginten”(laki laki atau perempuan), prosesnya adalah menghitung jumlah neptu hari kelahiran dan pasaran, bila penjumlahan ketemu tiga belas lalu dibagi komponen tumbuhannya yaitu oyot-wit-pang-godong sampai hitungan tiga belas dan bila terakhir hitungan jatuh pada”oyot” maka tinggal mencari nama tumbuhan yang diambil dari huruf awal nama orang yang sakit – sugriwanto-berarti ber awalan”S”, nah tumbuhan apa yang berawalan”S” ? contoh tumbuhan suket teki berarti “oyot suket teki”sebagai obatnya , entah direbus atau di tumbuk dan lain lain tergantung keadaan sakitnya. (sumber proses pengobatan tradisional ini langsung dari guru yang berbasis prewangan jadi bukan dari primbon jawa) dan hasil akhir yang ikut menentukan adalah doa atau mantra yang dibaca sang”tabib” melalui ritualnya.

Model terapi diatas saya kira masih dipraktekkan oleh sebagian manusia terutama orang orang yang pendidikannya dari padepokan yang sejenis, dan apa kata anda? Yang jelas keMaha Adilan dan keRahmananNya meliputi seluruh mahluk dan fenomena yang terkait dengan kehidupan manusia merupakan hal yang diujikan Allah bagaimana manusia dalam menyikapinya.
Ibarat doanya iblis lebih mujarab dari pada doa sang ulama mungkin anda ingat betapa parahnya sakit yang diderita oleh Nabi Ayub as ? yang ternyata penyakit nabi Ayub adalah hasil doanya iblis laknatul’alaih kepada Tuhannya.

Dalam islam juga meng isyaratkan adanya ilmu nujum (pengharapan yang baik) yaitu dalam hadits qutsyi berbunyi”inniy ‘inda zhanniy ‘abdibiy….”yang artinya “Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hambaKu” yaitu berprasangka baik (positiv thinking) kepada Allah swt.
Dan kalau kita sinonimkan dengan pengertian yang lain ibarat seseorang yang bercita cita tinggi dan ditengah jalan timbul keraguan dalam dirinya, nah disini dibutuhkan penghantar sugesti (berprasangka baik) untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mampu, terkadang seorang dokterpun membutuhkan serangkaian kata (bersugesti) untuk ditaati oleh pasien agar bisa cepat sembuh.
Oleh karena itu kesuksesan yang di tempuh oleh seseorang yang sakit maupun yang sehat, melalui proses logika atau spiritual, melaui ramalan atau nujum itu adalah hak mereka sedang nilai ruhiyahnya ada di tanganNya.

Post Author: humas admin

Comments are closed.