BAHASA AREMA YANG HAMPIR PUNAH
BAGIAN II
Oleh Djoko Rahardjo*)
UKLAM-UKLAM NANG SOTAM
I. TEKS DIALOG
Malem Minggu tanggale kewut, kepingin uklam-uklam nang Sotam kadit ojir. Ayas ngatu ojir nang naragod kadit diisaki, genaro’ne tidem. Ngatu ojir nang nawak ewed nakus. Akhire ngatu nang kida ayas ewed, amil saleb ubir.
Ipes…, racapku ngalup nang hamure Kediri, tapi ayas ngenes kanyab kodew sinam sing uklam-uklam nang Sotam. Ayas ketemu nawakku halokesan biyen, jenenge Icus, kera’e sinam semlohe.
Imot : Cus, umak karo sopo oket nang Sotam?
Icus : Ayas oket karo ebes kodewku, genaro’ne sik ukut utapes.
Imot : Cus umak opo wis niwak?
Icus : Ayas gurung niwak. Mot umak opo wis niwak?
Imot : Ayas gurung niwak tapi wis duwe racap.
Icus : Racapmu kodew anam?
Imot : Kera kodew Kediri. Kanae Ebes Nijar.
II. TERJEMAHAN
Jalan-jalan ke Matos
Malam Minggu tanggalnya tua, ingin jalan-jalan ke Matos (Malang Town Square) tidak mempunyai uang. Saya hutang uang ke juragan tidak diberi (dipinjami), orangnya kikir. Hutang uang ke teman sendiri sungkan. Akhirnya hutang uang ke adik saya sendiri, lima belas ribu rupiah.
Sepi…, pacarku pulang ke rumahnya di Kediri, tetapi saya senang, banyak wanita/gadis manis yang berjalan-jalan ke Matos. Saya bertemu teman sekolahku dahulu, namanya Suci (Icus), anaknya manis dan seksi.
Tomi : Cus, kamu dengan siapa datang ke Matos?
Suci : Saya datang dengan ibuku, orang masih beli sepatu.
Tomi : Cus, kamu apa sudah kawin?
Suci : Saya belum kawin. Tom, kamu apa sudah kawin?
Tomi : Saya belum kawin tetapi sudah punya pacar.
Icus : Pacarmu wanita dari mana?
Tomi : Gadis dari Kota Kediri. Anaknya Bapak Nijar.
III. VARIASI POLA PEMBALIKAN KATA
Tidak semua kata pada bahasa Arema/ walikan dapat dibalik susunan. Hal itu terkait dengan kelaziman kata itu digunakan. Di dalam penggunaan bahasa Arema ada semacam “etika” berbahasa.
1. Kata yang Dapat Dibalik Susunannya
Kata yang dapat dibalik susunannya adalah kata turunan yang tidak memiliki makna ganda (ambigu) atau kata yang lazim digunakan oleh masyarakat pengguna.
Contoh: Uklam-uklam = mlaku-mlaku = ‘jalan-jalan’, Sotam = Matos (Malang Town Sqaure)
dan seterusnya.
2. Kata yang Tidak dapat Dibalik Susunannya
Kata yang tidak dapat dibalik susunannya adalah kata turunan yang “memiliki makna ganda” atau kata yang “tidak lazim” digunakan oleh masyarakat pengguna.
Contoh:
1. Bapak Nijar. Kata “nijar” tidak akan dibalik menjadi “rajin”, sebab akan menimbulkan makna ganda (ambigu).
2. Ukut = ‘beli’. Kata “beli” tidak akan digunakan untuk menggantikan “ukut” karena kata ‘beli’ bila susunan hurufnya/grafimnya dibalik menjadi ‘ileb’. Padahal kata ‘ileb’ memiliki kesamaan bunyi (homofon) dengan “ilep” (peli = bahasa Jawa berarti alat kelamin pria).
3. Cara Membalik Kata…
Comments are closed.