[BELAJAR DARI KAMPUS LAIN – 1] Mengurangi Penggunaan Kertas dengan SMS

Pengantar: Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengunggulkan kampus lain, penulis sekadar menginformasikan apa yang dilakukan kampus lain –yang penulis ketahui– supaya dapat dijadikan contoh untuk pengembangan kampus UM.

Mulai Februari 2012, saya menempuh pendidikan program pascasarjana di salah satu kampus swasta yang terletak di kota Malang. Kali pertama, saya melakukan pendaftaran di sana, saya cukup heran mengapa di kampus tersebut pengisian nomor ponsel mahasiswa sangat penting. Mereka mengasumsikan semua mahasiswa memiliki nomor ponsel.

Setelah beberapa lama berada di kampus tersebut, baru saya menyadari alasan pihak kampus meminta nomor ponsel setiap mahasiswa. Tujuan utamanya adalah untuk penghematan kertas dan efisiensi biaya. Bagaimana bisa?

Kampus yang memiliki kurang lebih 800 mahasiswa ini ternyata menggunakan media SMS untuk setiap pengumuman dan undangan kepada pihak intern (mahasiswa dan dosen). Hanya pesan tertentu yang dikirim melalui media surat, misalnya surat kepada orang tua.

Kampus menggunakan media SMS ini mengingat biaya SMS yang cukup murah (hanya sekitar 11.000/bulan). Toh hampir pasti mahasiswa dapat membaca SMS. Bagaimana bila SMS tidak terkirim? Memang ada kalanya, SMS tidak diterima dengan baik oleh beberapa orang. Namun, antarindividu pada umumnya saling berkomunikasi, sehingga hampir pasti pesan tetap dapat tersampaikan. Toh, meskipun pengumuman disampaikan via surat sekalipun, peluang pesan tidak tersampaikan selalu ada.

Risiko bagi sivitas akademika adalah mereka dituntut tidak mengganti nomor ponsel mereka. Kalaupun terpaksa mengganti, mereka wajib memberitahukannya ke bagian tata usaha.

Untuk meminimalkan terjadinya penipuan SMS (pengirim SMS palsu yang mengatasnamakan pihak kampus), nomor SMS pengirim selalu tetap (1 nomor utama dan 1 nomor alternatif) yang diberitahukan kepada sivitas akademika via pengumuman yang ditempel di beberapa sudut kampus.’

Bagaimana dengan UM?

Sebenarnya UM telah mengembangkan teknologi SMS Server sejak 2009, sayangnya teknologi ini belum dimanfaatkan untuk ini. Oleh karena itu, penulis mengusulkan untuk memanfaatkan SMS Server tersebut untuk keperluan ini dan tidak menutup kemungkinan layanan yang lain melalui SMS juga dapat dikembangkan.

Mengingat jumlah sivitas akademika UM cukup banyak, layanan pemberitahuan via SMS server ini dapat dibagi dengan menggunakan beberapa nomor yang berurutan, misalnya 088686001 – 088686030 (nomor sengaja dibuat dengan nomor yang tidak terdaftar karena hanya merupakan contoh) dan sebagai antisipasi pengumuman maupun undangan dapat dicantumkan pula di laman www.um.ac.id. Pengumuman via SMS masih diperlukan, mengingat tidak semua sivitas akademika memantau laman UM tiap hari.

Bersambung

 

Malang, 26 April 2012

Michael
www.michael.asia
Alumnus

 

 

Post Author: humas admin

Comments are closed.