Menarik tetapi tidak menarik. Itu ungkapan pertama yang disampaikan ustad Heri Pratikto, pakar ekonomi dari Fakultas ekonomi, pada kajian rutin setiap hari selasa di masjid Al hIkmah UM. Menurut beliau, pada minggu kedua bulan Juni yang lalu, kajian yang membahas riba dalam ekonomi islam itu menjadi tidak menarik karena pasti akan menyangkut kita semua. Namun ternyata sampai habisnya materi, kajian itu ternyata sangat-sangatlah menarik, terbukti dengan banyaknya pertanyaan disampaikan yang pada akhirnya di stop karena molornya sudah lebih dari 15 menit. |
Ekonomi Syariah dan KPRI UM |
Praktek riba’ menjadi tidak disadari karena hal itu sudah menjadi kebiasaan lama perbankan konvensional dan pada umumnya orang awam tidak bisa berbuat banyak karena tuntutan kebutuhan. Ketika sudah mulainya bermunculan perbankan syariah, bagaimana respon ummat islam ? percaya tetapi tidak dipercaya. Pertanyaan yang dilontarkan P. Djoko Rahardjo menggelitik semua yang hadir karena sebagian besar terkait dengan KPRI UM. Menurut ustad Heri Pratikto, sistem bunga pinjaman yang diterapkan di KPRI saat juga tidak beda jauh dengan sistem perbankan yang ada di Indonesia. Sementara itu saat ini di fakultas ekonomi sedang merintis adanya perbankan yang berorientasi pada sistem ekonomi syariah, walaupun masih banyak dari kita yang masih belum mendapat hidayah untuk menjalaninya. Kalau mau yang barokah dan sesuai syariah haruslah mau jujur dan saling percaya, bukan dipercaya tapi tidak dipercaya. Sehingga percaya dengan ekonomi syariah tetapi tidak memindahkan investasinya pada sistem syariah.Salah satu contoh kurang faham syariah, SDM pada bank syariah, di saat bertugas mengenakan pakaian sesuai dengan syariah, tetapi di saat yang lain tidak. Sehingga seolah-olah pakaian itu hanya sekedar mode saja, padahal seharusnya kapan dan pada saat apapun kalau bertemu dengan yang bukan muhrimnya seharusnya tetap istiqomah dengan pakaian syariah itu. |
Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah, manusia tidak memiliki semuanya itu, tetapi baru sebatas diberi hak untuk memanfaatkan yang ada di bumi ini sebagai khalifah atau pengemban amanat Allah. Diberi kesempatan untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan dari semua ciptaan Allah Subhanahu wata’ala. Akan tetapi tentunya dalam meraih kesempatan,dan menikmati keuntungan itu haruslah sesuai dengan aturan dan ketentuanNya. |
Tidak dikabulkan do’a karena makanan yang haram |
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu , ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Wahai Manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa-apa yang diperintahkan oleh para rasul.Kemudian Nabi menyebutkan: “Seorang laki-laki yang telah berkelana jauh dengan rambutnya yang kusut masai dan pakaian yang penuh debu, ia menengadahkan tangannya ke langit sambil berdo’a; ‘Ya Allah, ya Allah’, sedang makanannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan dibesarkan dengan makanan haram, bagaimana Allah akan mengabulkan do’anya itu” (HR Muslim). |
Makanlah dari Makanan Yang Baik-Baik. |
Comments are closed.