ENERGI KALIGRAFI

Semua orang tahu kalau ada jenis ilmu seni menulis indah, kalau orang yunani menyebutnya tulisan “kaligrafi” dan kalau orang arab menyebut tulisan indah itu”khatt”
Seni menulis dengan huruf indah sudah ada sejak terciptanya bahasa cina empat ribu delapan ratus tahun lalu menyusul Jepang dan Korea,
Melalui tulisan yang indah serta didukung bahasa sastra yang tinggi, orang orang cina masa itu banyak mengekspresikannya untuk ungkapkan kalimat cinta kasih sayang pada lawan jenisnya khususnya para remaja yang lagi memendam asmara, dan hal itu bisa diketahui dari filsafat budha yang sarat pengajaran moral begitu juga dalam memberi wejangan atau nasehat mereka sampaikan dengan sentuhan mesra

Tulisan indah yang masyhur adalah kaligrafi huruf arab yang sudah disempurnakan oleh masa kekhalifahan Bani Umayyah sehingga tulisan kaligrafi sekarang dirasakan lebih lembut dan menawan dengan beberapa metode yang menunjukkan jenis dan ciri sebagaimana yang kita lihat dimasa sekarang, digaleri galeri,di berbagai media dan di dinding rumah untuk asesoris ruang tamu
Bila seseorang suka menulis kaligrafi atau sekedar sebagai penikmat, pemerhati, berarti orang tersebut telah menceburkan diri dalam suatu dunia yang bernuansakan religius dan seni,sebab tulisan kaligrafi arab identik bernafaskan islam dengan mengambil baground yang natural dengan setingan cahaya maupun warna sesuai isi makna yang tertuang dalam tulisan tersebut yang kebanyakan diangkat dari ayat ayat alqur’an (kalam ilahi) atau Asma al Husna

Di Indonesia ditemukan pertama kali tulisan kaligrafi arab itu di batu nisan pemakaman umum Gresik th 495 H atau th1028 M yaitu masa dimana para waliyullah mendakwahkan ajaran islam dinegeri ini.
menurut sejarah sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, berbudaya tinggi juga sebagai bangsa yang kreatif, alangkah baiknya jika mengangkat dan membumikan kembali bahasa jawa asli dengan mempromosikan huruf (aksara jawa)ho-no-co-ro-ko dst, sebagai dasar kalimat yang ditulis dengan model seni kaligrafi, nilai tambahnya bisa sebagai penyeimbang dan pelengkap budaya wayang yang masih bertahan bahkan makin marak sampai saat ini

Keatraktifan kaligrafi arab sudah sangat sering kita lihat namun kebanyakan jiwa mereka tak tersentuh ilham sedikitpun untuk menuntunnya pada pengertian makna batin yang ter kandung di dalamnya padahal disana ada energi yang membisikkan hati bahwa ada nilai keagungan yang mampu mengetuk hati yang tadinya keras seperti batu dan gelap seperti tertimbun kerak kerak dunia,maka pelahan akan terkuak meski masih remang remang.

– Dengan menikmati kaligrafi yang tertuang dalam kanvas atau pada fenomena alam, akan membang kitkan kesadaran jiwa betapa diri ini ibarat debu dihadapkan pada alam yang luas dan penuh rahasia ini
– Dengan menyelami keindahan kaligrafi juga bisa bangkitkan rasa kasih sayang yang nyata,baik terhadap alam maupun terhadap sesama mahluk,dan dalam derap hiduppun senantiasa berhias iba dan air mata, sebab suara hati membisikkan bahwa mereka adalah bagian dari diri kita
– Dengan memaknai kaligrafi penuh pendalaman maka seorang yang beriman akan terbawa jiwanya untuk senantiasa mencari, menggali ilmu yang bisa membawa dirinya kepada kebahagiaan yang hakiki
– Dengan mentadabbur tulisan kaligrafi maka seorang maslim akan termotivasi untuk tetap istiqomah dalam memperjuangkan ruhiyahnya agar selalu tetap terjaga cahayanya “bina’aur ruhiyatul qowiyah”
Dibawah ini saya petikkan nasehat Abu Umar Basyir dalam “kitab alqalam”,

“Hati ibarat istana, keindahan yang tak nampak, keagungan yang tak terlihat, namun bisa dirasakan, tapi bila ternoda dosa, gelembung pahitnya akan tercicipi semua insan, meski hati bukanlah tuhan, tapi jangan biarkan hati menjadi sarang sarang setan, bergantung hanya kepada hati, adalah bualan sufi murahan, mengabaikan masalah hati adalah awal sebuah kesesatan, hati bukanlah gudang kebenaran, karena hati hanyalah tempat persinggahan petunjuk yang dipahami melalui ajaran kebenaran, menuhankan hati adalah kenistaan, namun menutup hati sama dengan membuka pintu kesombongan, hati ibarat lautan luas tanpa tepi dan pantai, namun hati bisa sempit dan beku ketika kita membiarkannya tanpa sentuhan ajaran kebenaran”

Post Author: humas admin