Ketika Dua Raksasa Bergabung

Artikel ini dimuat di harian Surya.

link: http://www.surya.co.id/2010/06/29/ketika-dua-raksasa-bergabung.html

Ferril Irham M

Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Apa yang terjadi bila dua raksasa menyatukan kekuatan? Dari bahan obrolan di warung kopi yang membahas rencana dua raksasa CDMA untuk bergabung, ada kajian menarik. Kajian ini tentu berbeda dengan kajian ekonom. Akan tetapi, sebagai pengguna CDMA, tentu sah-sah saja bila membahas rencana bergabungnya Telkom Flexi yang dimiliki oleh BUMN Telkom dengan Esia yang dimiliki kelompok usaha Bakrie.

Ada satu benang merah yang menghubungkan keduanya. Eric Meyer, salah satu nakhoda Esia. Eric Meyer pernah memimpin Telkomsel, salah satu anak perusahaan Telkom. Sudah menjadi fakta tidak terbantahkan bahwa Telkom, sebagai BUMN perintis layanan jasa telekomunikasi di Indonesia, memiliki jaringan dari Sabang sampai Merauke. Jaringan terluas di negara yang berpenduduk di atas 260 juta jiwa adalah tambang emas.

Seorang Eric Meyer, yang pernah menjadi salah satu “orang dalam” di Telkom, pasti mengetahui potensi tambang emas Telkom. Eric Meyer tentu sudah memiliki kalkulasi dan rencana bisnis yang akan dilakukan bila Telkom Flexi dan Bakrie Esia bergabung.

Masalah utama yang dihadapi setiap perusahaan telekomunikasi adalah perluasan jaringan. Pendirian sebuah menara komunikasi bisa memakan biaya lebih dari Rp 1 miliar. Wilayah Indonesia yang luas tentu menjadi masalah dalam perluasan jaringan. Sampai tulisan ini dibuat, hanya Telkom yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia.

Bila bergabungnya dua raksasa itu berhasil, Eric Meyer akan memanfaatkan jaringan Telkom yang sudah luas. Logika sederhananya, setiap kantor Telkom sampai pelosok dibangun menara Flexi-Esia.

Jaringan Telkom Flexi dan Bakrie Esia yang sudah “telanjur berseteru” akan disinergikan. Tanpa perlu menjadi seorang pakar bisnis telekomunikasi, kekuatan gabungan dua raksasa CDMA, pasti menghasilkan gurita bisnis yang sulit untuk ditandingi dalam waktu dekat.

Sangat mudah bagi seorang Eric Meyer untuk melakukan rencana bisnisnya. Aburizal Bakrie, pemilik kelompok usaha Bakrie, adalah salah satu orang terkaya di Indonesia menurut beberapa majalah ekonomi. Jejaring Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie, dalam dunia politik nasional tidaklah diragukan lagi. Modal finansial dan politik Ical yang boleh dikatakan “tidak terbatas” akan memuluskan strategi bisnis itu.

Sebagai warga biasa, harapannya juga tidak membubung tinggi. Dampak positif yang diharapkan, terciptanya sistem komunikasi yang murah, mudah, cepat, dan efisien.

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.