Menata Kembali Konsep Parkir yang Efisien

Mulai tahun ajaran ini, kampus telah menerapkan konsep parkir yang baru dan telah diuji coba sekitar bulan juli lalu. Penerapan ini menggantikan cara parkir lama, yang dirasakan kurang efisien. Akan tetapi, benarkah konsep parkir yang sekarang benar-benar bisa mengatasi carut-marut “keparkiran” yang terjadi sebelumnya??

Konsep parkir yang diterapkan sekarang, kurang lebih sebagai berikut (atau kalau ada yang kurang tepat mohon dikoreksi). Pertama, setiap kendaraan yang masuk ke wilayah kampus akan mendapatkan tiket yang harganya sudah ditentukan. Dengan tiket ini, kendaraan bisa parkir dimanapun tempatnya (tempat parkir tentunya) tanpa membayar lagi. Tiket ini nantinya akan distempel oleh petugas parkir di parkiran masing-masing. Kedua, kendaraan yang keluar, harus menunjukkan STNK hal ini diterapkan untuk mengurangi resiko hilangnya kendaraan di lokasi kampus.

Ketiga, kampus mencetak stiker bebas parkir seharga Rp 50.000 bagi penghuni kampus yang menginginkannya. Hal ini merupakan terobosan yang bagus sekali karena bisa meringankan kantong mahasiswa yang aktif keluar-masuk kampus untuk berbagai urusan. Misalnya, ketua UKM Blero sekarang, kalau saja dia keluar-masuk kampus sebanyak 10x perhari untuk mengurus UKMnya, berapa banyak biaya parkir yang dibutuhkan? bisa mencapai 200 ribu perbulannya. Tapi, dengan memakai stiker parkir, Si ketua Blero hanya mengeluarkan budget Rp 50.000/semester dan dia bisa leluasa mengunjungi UKMnya.

Dibalik konsep parkir yang baru ini, tak luput dari beberapa hal yang sekiranya perlu diperhatikan agar jalannya parkir-memarkir bisa lebih baik. Percobaan pelaksanaan yang dilakukan bulan juli lalu, memang sukses. Namun, hal ini sangat berbeda saat diterapkan di hari pertama masuk kampus, yaitu hari ini , 15 Agustus 2011. Menjelang jam-jam masuk, terjadi antrean kendaraan yang sangat panjang di pintu gerbang Sumbersari. Mengapa?? karena tiket parkir diberikan di sana. Kecepatan menulis No kendaraan dan mengurusi pembayaran oleh pak satpam tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang berjejalan tersebut. Beberapa mahasiswa pun terlihat emosi. Lalu, bagaimana membuat konsep parkir ini lebih baik??

Ada beberapa hal dapat dijadikan pandangan untuk menyempurnakan konsep baru parkir ini. Pertama, pihak kampus perlu menentukan jam masuk parkir mahasiswa. Misalnya jam 07.00-17.00. Saat jam kuliah inilah, pemberian tiket parkir dan pembayarannya sebaiknya dilakukan di parkiran seperti tata cara parkir sebelumnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di depan gerbang seperti yang telah terjadi. Penerapan siasat ini akan sangat mudah dilakukan jika semua mahasiswa memiliki stiker bebas parkir karena mengurangi kemungkinan masuknya orang luar yang memanfaatkan jalan kampus sebagai jalan umum.

Kedua, diatas jam kuliah yang telah ditentukan, semua kendaraan yang masuk ke wilayah kampus akan mendapatkan tiket masuk dan membayar uang parkir. selanjutnya, ketika keluar, tiket dan STNK harus ditunjukkan kepada petugas. Pembayaran ini tidak berlaku bagi kendaraan yang memiliki stiker bebas parkir, namun mereka hanya mendapatkan tiket parkir.

Parkir-memarkir memang terlihat seperti sesuatu yang sepele, namun hal ini tetap membutuhkan perhatian agar berjalan teratur. Step by step, pihak kampus selalu mengusahakan yang terbaik agar mahasiswa dan penghuni kampus lainya bisa mendapatkan kenyamanan yang terbaik.

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.