REMBULAN TERSENYUM… Bagian Ke-6

REMBULAN TERSENYUM DI LANGIT MELONGOANE

(Bagian Ke-6)

 Oleh: Djoko Rahardjo*

Sejenak kita tinggalkan dahulu kisah tentang baliho . Marilah kita cari informasi lebih lanjut tentang keberadaan Pasukan Operasi Mencerdaskan Anak Bangsa , yang dikomandani oleh Drs. Amin Sidiq, M.Pd (Kepala BAKPIK UM) dan  Pasukan “Elang” (Expert Petualang) dari Universitas Negeri Malang. Pasukan Elang UM yang dimaksud adalah Drs. Erry Hidayanto, M.Si (dosen matematika), Dr. Heri Suwignyo, M.Pd (dosen sastra Indonesia) dan Drs. Dwi Haryoto, M.Pd (dosen fisika). Mereka adalah penumpang yang berada di lantai satu, berbaur dengan para pedagang, yang membawa barang dagangan dari Kota Manado. Bisa dibayangkan seperti apa keadaan ruangan tersebut? Foto  Pak Amin dan Pak Heri berikut ini diambil pada siang hari, Jum’at tanggal 28 September 2012, pukul 12.42 wita.
 
Memang beliau berdua nampak masih segar bugar. Bagaimana keadaan beliau berdua pada malam hari? Mohon maaf…, Sersan Djoko tidak tega mengambil fotonya. Ternyata…, setiap orang, ketika sedang tidur lelap memiliki “gaya” masing-masing. Ada yang tidur dengan posisi membukuk seperti udang. Ada yang tidur dengan posisi tengkurap seperti kadal. Ada yang tidur dengan posisi terlentang seperti….Bagaimana dengan suara yang dihasilkan oleh orang-orang yang sedang tidur lelap? Hehehe…..
Malam itu sekitar pukul 01.15 wita—dini hari—Sersan Djoko mengontrol keberadaan Komandan beserta Pasukan Elang—sesuai dengan perintah dari  Bapak Sugiono, Kasubag Sardik UM—agar memperhatikan kesihatan Bapak Amin—yang pernah operasi jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Nampaknya malam itu beliau tertidur lelap dan kelihatan baik-baik saja.
Setelah mengontrol tidur beliau berempat—Sersan Djoko  berjalan pelan-pelan—melewati tubuh para penumpang  yang tidak kebagian tempat tidur—yang sedang tertidur lelap. Jalan yang begitu sempit masih ditempati oleh berbagai macam jenis barang. Sebagian barang  ada yang dikemas di kardus ukuran besar dan kecil, dan ada pula yang dibiarkan tanpa kemasan.
Tempat tidur para penumpang bersusun dua. Disini tidak dibedakan antara tempat tidur jenderal dengan tempat tidur kopral. Semua sama. Secara kebetulan…, beliau berempat dapat tempat tidur di bagian bawah. Dan secara kebetulan pula bahwa di atas tempat tidur beliau berempat ditempati oleh anak kecil bersama ibunya. Bagaimana bila anak kecil yang tidur di atas beliau ngompol? Kira-kira air kencingnya mengalir kemana?  Jika yang mengompol itu anaknya, masih agak mendingan… tetapi bagaimana bila yang mengompol itu ibunya?  Adakah kejadian yang menimpa beliau berempat? Jawabnya…, ada! Oleh sebab itu, sebaiknya para pembaca  jangan sampai ketinggalan mengikuti kisah selanjutnya. Hehehe….

BERSAMBUNG …

Melongoane-Talaud- Sulut,  3 Oktober 2012

*) Djoko Rahardjo, Staf Subbag Sarana Akademik  BAKPIK  UM

Post Author: humas admin