SAJAK DARI UJUNG NEGERI
Oleh Expert Petualang
Diseminasi Pelatihan Guru Sekolah Dasar Tahap Ke-1 di Kabupaten Kepulauan Talaud dilaksanakan 1 hingga 6 Oktober 2012. Tetapi, kami bertiga expert mapel matematika Erik Hidayanto, expert IPA Dwi Haryoto, dan expert Bahasa Indonesia Heri Suwignyo bertolak ke Manado Jumat dinihari, 28 September 2012 karena kami harus menyesuaikan pelayaran ke Talaut Jumat sore. Jumat sore pk. 17.00 WITA hingga Sabtu, 29 September pk. 10.00 WITA kami berlayar sekitar 16 jam sampai Lirung, disambung naik Speed Boad 45 menit menuju Melonguane, ibukota Kabupaten Kepulauan Talaud.
Menantangnya medan, menginspirasi kami bertiga menjuluki diri dengan sebutan “ELANG” atau expert petualang. Bagi kami bertiga mengarungi laut hampir 17 jam itu luar biasa. Walaupun, itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan peserta diseminasi yang bisa memerlukan waktu sampai empat minggu, untuk mengikuti kegiatan diseminasi pelatihan guru yang ‘hanya dilaksanakan satu minggu saja.’ Mengapa demikian? Satu minggu sebelumnya mereka sudah datang ke lokasi pelatihan, karena mereka menyesuaikan jadwal pelayaran. Selesai pelatihan mereka masih harus menunggu lagi pelayaran balik, seminggu atau dua minggu kemudian. Mereka itu terutama yang datang dari kepulauan terluar Indonesia, paling utara Indonesia, yakni Pulau Nanusa, dan Pulau Miangas.
Selama mengikuti pelatihan, responsi, semangat, partisipasi para guru dan para trainer luar biasa. Demikian juga dengan tanggapan Pemerinah Kabupaten Kepulauan Talaud. Pengawalan ketat kegiatan oleh Kaseksi Dikdas dan Korwas selama seminggu penuh membuktikan hal itu. Kami para expert selaku pribadi dan atas nama Tim TEQIP UM bekerja sama dengan PT Pertamina memberikan apresiasi yang tinggi. Untuk itu, kami ciptakan puisi khusus bagi guru peserta diseminasi tahap I. Dalam acara kesan dan pesan pada upacara penutupan, puisi yang bertajuk SAJAK DARI UJUNG NEGERI kami bacakan sebagaimana tertuang berikut ini.
SAJAK DARI UJUNG NEGERI
Aku tulis sajak ini ketika subuh menggemuruh
di pantai Melonguane
Aku jadi teringat lirik lagu kebangsaanku yang aku lantunkan sejak sekolah dasar
INDONESIA TANAH AIRKU TANAH TUMPAH DARAHKU
DI SANALAH AKU BERDIRI JADI PANDU IBUKU…
Saat aku tulis sajak ini, aku TIDAK berada di tempat yang jauh
tapi di sini, di ujung utara negeri tercinta INDONESIA
MAKA izinkan aku berkata dan bernyanyi INDONESIA TANAH AIRKU TANAH TUMPAH DARAHKU
DI SINILAH aku berdiri jadi pandu ibuku…
Ya DI SINI …
Seandainya aku orang Kepulauan Talaud, aku akan guratkan kata-kata di dada
Di sinilah di Melonguane, di Lirung, Kabaruan, Nanusa, dan Miangas
Di ujung utara negeri ini, aku bahagia terpilih menjadi PANDU PENDIDIKAN
Memandu pendidikan adalah memandang masa depan
Memandang masa depan adalah mengukir jiwa anak-anak
Sebab itu …
Izinkan aku ukir jiwa mereka dengan tinta cinta, tinta kasih, dan tinta sayang
Jika habis akan aku tuangkan tinta cinta air laut Talaud yang tak kenal surut
Izinkan aku asah jiwa mereka dengan pedang-pedang karang Paradisang*)
Bukan dengan pedang-pedang negeri seberang
Agar mereka akrab dengan negeri sendiri
Izinkan aku asuh jiwa mereka dengan hati yang lapang, selapang samudra yang tak kenal tepian
Aku tulis sajak ini, ketika gemuruh ombak menyurut
Tetapi semangatku TAK IKUT SURUT
Maka.. izinkan aku tanamkan benih ilmu pada anak–anak di ujung utara negeri ini
Agar menjad pohon ilmu yang meneduhkan
Izinkan aku semaikan keterampilan anak-anak di ujung utara negeri ini
Menjadikan buih laut menjadi mutiara, dan angin pantai menjadi teknologi
Dan di atas semua itu
Izinkan aku tumbuhkembangkan jiwa anak-anak di ujung utara negeri ini menjadi insan
Yang pandai bersyukur dan tahu terima kasih …
TETAPI
Aku bukanlah anak Talaud, aku adalah ELANG
Expert petualang …
Maka
Izinkan aku percayakan wahai para PANDU pendidikan di Kepulauan Talaud
masa depan pendidikan anak-anak di ujung utara negeri ini
di tangan, di bahu, dan di seluruh aliran darah KALIAN, kalianlah sekarang yang tentukan
mereka menjadi PEMENANG atau PECUNDANG…
Melonguane, subuh 5 Oktober 2012
Keterangan:
Paradisang sebenarnya Paradisa dari kata paradise. Kata paradisang dipilih untuk memenuhi efek bunyi.
Sebelumnya penulis menggunakan kata Karakelang atau Melonguane, tetapi Pulau Karakelang tidak mewakili Kepulauan Talaud. Memang, selesai pembacaan ada salah seorang peserta yang mengusulkan bahkan meminta izin kepada penulis untuk mengganti kata Karakelang menjadi Paradisa. Kata paradisa mewakili Kepulauan Talaud secara geografis.
Comments are closed.