Semua Tentang Isu: Membangun Opini Ambigu

Berikut ini saya utarakan strategi membangun sebuah isu. Tulisan singkat ini saya tulis dengan menggunakan teori dari Canale dan Swain tahun 1983. Tidak lupa digabung dengan teori dari Murcia, Dorney dan Thurrel tahun 1995. Saya ucapkan banyak terima kasih pada beberapa dosen yang mau berkontribusi menyumbangkan pemikirannya. Pemikiran saya ini dibangun berdasarkan interpretasi saya pada teori Canale dan Swain (1983) dan Murcia dkk. (1995).

 

Menurut Canale dan Swain (1983) dan bila dikombinasikan dengan Murcia., dkk (1995) sebuah wacana atau saya lebih suka menyebutnya sebagai isu dibangun dengan elaborasi dari empat elemen: tata bahasa, kejadian sosial, opini publik dan steretip yang akan dikembangkan. Keempat elemen tersebut dielaborasi menggunakan strategi tertentu untuk membangung sebuah isu.

 

Contoh:

Isu yang dikembangkan: Tokoh A adalah yang terbaik, tokoh B tidak layak dipilih.

Strategi                          : Membuat komparasi berupa

  1. Kebaikan tokoh A
  2. Kejelekan tokoh B

 

Tata bahasa                 :

  1. Tokoh A menggunakan hiperbolis.
  2. Tokoh B menggunakan nada-nada sinis.

 

Opini Publik                :

  1. Tokoh A merupakan pemimpin yang baik.
  2. Tokoh B merupakan tokoh yang gagal.

 

Stereotip:

  1. Tokoh A merupakan pembaharu.
  2. Tokoh B adalah orang status quo (tokoh lama)

 

Maka bila dielaborasi menjadi sebuah isu maka yang terjadi sebagai berikut.

Tokoh A merupakan salah satu pembaharu bangsa. Dia adalah pemimpin yang religious. Indonesia adalah jantung pemikirannya dan Pancasila adalah darah dagingnya. Ketika malam hari dia sering berjalan-jalan melihat rakyatnya, memastikan rakyatnya dalam kondisi kenyang. Tokoh A berjiwa muda dan bersedia menerima perubahan. Ide-ide kreatifnya dibangun dari masyarakat. Ia percaya masyarakat adalah pemilik negara.

Tokoh B merupakan seorang yang setia pada status quo. Dia pemimpin yang sering menunjukkan kebolehannya. Pemikirannya dipengaruhi ole ide-ide yang didapat ketika kuliah di Amerika Serikat. Semua orang tahu bahwa Amerika Serikat adalah pusat kapitalisme global. Dia bekerja pada jam-jam dinas saja untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Tokoh B benar-benar menganut prinsip segala sesuatunya harus diajalankan menurut aturan yang telah baku.

 

Sekarang, saya tidak usah menjelaskan lebih detail, terlihat bukan perbedaannya?

Lho, saya sedang membuat opini ya?

 

Ferril Irham Muzaki

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Post Author: humas admin

Comments are closed.