Bercerita tentang Arjuna memang mengasyikkan. Seolah-olah tidak akan pernah kering pena kita untuk menulisnya, kata demi kata—kalimat demi kalimat—paragraf demi paragraf—halaman demi halaman bahkan buku demi buku. Tidaklah salah bila ANTV membuat tayangan Panah Asmara Arjuna. Mengapa sosok Arjuna menjadi tokoh sentral? Tidaklah berlebihan bila Arjuna menyandang gelar Lelaning Jagat—Lelaki Terunggul di Dunia—Lelaki Terganteng Se-Dunia—Lelaki Paling Digdaya di Dunia. Sebab dia adalah lelaki yang paling sempurna. Lalu bagaimana dengan para wanita pemujanya?
Memang Arjuna mengalami berbagai problematika dalam kehidupan asmaranya. Pernikahannya dengan Banuwati di usia tuanya adalah suatu pilihan yang sempurna. Lho? Pernikahan antara Kakek Arjuna dengan Nenek Banuwati itu dianggap sempurna? Bagaimana mungkin seorang kakek yang berusia 65 tahun menikahi seorang nenek yang berusia 60 tahun dianggap sempurna? Secara biologis, beberapa organ tubuhnya sudah mengalami kemunduran fungsi. Itu kan pendapat umum para seksolog.
Mengapa pernikahan Arjuna dengan Banuwati dianggap sempurna? Pembaca yang terhormat, bila Anda pernah mendengar suatu ungkapan bahwa cinta pertama itu akan dibawa mati maka ungkapan itu tidak berlaku bagi Arjuna. Sebab Arjuna mendapat cinta pertama dan cinta terakhirnya pada diri Banuwati. Cinta Arjuna kepada Banuwati tak bersyarat. Alias tulus dan ikhlas. Itulah cinta sejati. Hal itu berbeda ketika cintanya berlabuh pada Subadra dan Drupadi. Lho? Kok begitu? Nalarnya bagaimana? Pembaca yang budiman, Anda adalah reviewer yang baik, tentu masih ingat kisah Mahabarata yang di tayangkan di ANTV.
Menikahi Subadra bagi Arjuna adalah takdir yang dipaksakan oleh para dewa. Ada-ada saja. Takdir kok dipaksakan. Istilah dari mana? Begini ceritanya…, ketika di akhir kisah Mahabarata semua Bangsa Arya/Kuru/Barata musnah. Begitu juga semua Bangsa Yadawa akan tenggelam. Lalu apa hubungannya dengan Arjuna dan Subadra?