Pesona Kajoetangan Heritage

NewMalangPos – Kajoetangan Heritage semakin memesona. Kawasan yang bernuansa sejarah, seni, budaya, dan pariwisata di Kota Malang ini sudah diresmikan pada tanggal 21 Desember 2020 lalu. Kawasan yang rencananya akan menjadi tempat wisata ala ‘tempoe doeloe’ ini ternyata baru dibuka saja sudah mulai menyedot animo anak muda, kaum milenial dengan suguhan pertunjukan musik di malam hari.

Wisata eksotis nan memesona ala Malioboro Yogyakarta ini adalah sebuah gebrakan Pemkot Malang dengan tujuan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia Pariwisata untuk menjadikan kawasan Kajoetangan Heritage sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Malang.

Siapa yang tak kenal dengan Jalan Kajoetangan? Jalan yang legendaris di jantung kota Malang ini yang kelak ke depan sangat strategis untuk menghadirkan beragam pilihan menarik untuk dijadikan oleh-oleh. Mulai dari pernak-pernik kerajinan tangan, sampai pakaian bisa kita temukan di sini. Sebab, kawasan Kajoetangan merupakan ikon bersejarah, sebelum Indonesia merdeka.

Kota Malang adalah salah satu kota di Jawa Timur yang juga tak luput dari kolonialisme Belanda. Sering kali bisa kita jumpai beberapa bangunan yang ikonik dan identik dengan bangunan khas yang dibangun pada masa kolonialisme. Salah satunya adalah Toko Oen, begitu nama tempat bersejarah ini disebut. Merupakan bangunan yang sudah ada sejak tahun 1930. Kurun 15 tahun sebelum Indonesia merdeka Toko Oen Malang didirikan oleh keluarga pengusaha Tionghoa keturunan Belanda bernama Liem Goe Nio.

Jika mengaku sebagai Arek Malang (Arema) asli pasti mengenal kampung Talun dan Kajoetangan, dua kampung yang beririsan secara geografis.Pada dua tahunlalu, Pemkot Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama Komunitas “Save Heritage” Malang pernah menggelar Kampoeng Heritage Kajoetangan.

Semarak sekali acara tersebut dengan menelusuri kampung dan koridor Heritage Talun dan Kajoetangan atau  Heritage Trail. Rangkaian acara lainnya bersama komunitas A Day to Walk  juga menggelar pameran foto, menyajikan jualan aneka jajanan kampung serta cenderamata, ragam mainan tradisional anak-anak, musik, dan ajang pojok foto (Mulyadi, 2019).

Potensi kawasan Kajoetangan Heritage sebagai koridor utama wisata heritage di Kota Malang menjadi aset bagi budayawan, seniman, dan intelektual untuk berkolaborasi membangun kota seni dan budaya yang bermartabat. Disiapkannya anggaran untuk membenahi kawasan di Kajoetangan tersebut mulai dari depan kantor PLN hingga sepanjang jalan Basuki Rahmat salah satunya adalah untuk membangun trotoar yang lebih luas untuk mendisplay sederet karya kreatif arek-arek Malang.

Kawasan Kajoetangan Heritage nantinya akan menggunakan sebagian jalan, yaitu kawasan tersebut nantinya hanya akan digunakan satu jalur saja. Dengan pelebaran trotoar, maka masyarakat dapat beraktivitas lebih leluasa.

Selain itu juga akan disiapkan ruang khusus untuk memamerkan karya ekonomi kreatif anak-anak Malang. Deretan lampu-lampu hias cantik di trotoar jalan Basuki Rahmat semakin mewarnai indahnya Kajoetangan Heritage untuk dikunjungi.

Dipilihnya Kajoetangan lantaran kawasan tersebut memang satu-satunya jalan dengan nama Kajoetangan yang ada di Indonesia. Potensi Kajoetangan Heritage sebagai kawasan wisata khusus tempo dulu itu juga bekerja sama dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Ini menjadi sinergitas yang dibangun untuk keberlanjutan wisata di Malang Raya. Terlebih saat ini Kecamatan Singosari sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) yang secara otomatis memberi pengaruh pada perekonomian di Malang Raya.

Malang Raya saat ini menjadi kawasan wisata yang sudah mendunia. Terlebih, target mendatang bahwa Bandara Abd. Saleh direncanakan sudah menjadi bandara internasional. Sehingga, optimis jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Kota Malang akan terus bertambah secara signifikan.

Menggairahkan Memori “Tempoe Doeloe”

Untuk menggairahkan memori “Tempoe Doeloe” terhadap kunjungan wisata domestik dan mancanegara ke Kota Malang, maka kebijaksanaan pembangunan (policy main tream) dalam upaya pengembangan obyek wisata menuntut adanya kepranataan yang terpadu. Kemitraan Pemkot dan swasta  menuntut adanya  komitmen dalam skema kerjasama investasi (Public Private Partnership Schemes) yang transparan dan workable, yang dilandasi tidak hanya kepentingan bisnis saja, lebih dari itu komitmen yang harus dibangun secara peraturan dan perundang-undangan (Legal and Regulatory). Langkah ini sebagai upaya untuk memberikan modal bagi warga di Malang Raya untuk membangun wisata tematiknya. 

Potensi yang dapat digali adalah obyek wisata kota yang bernuansa asri, mencerminkan budaya, estetika lingkungan, dan bisa dijadikan destinasi wisata baru, yaitu Kawasan Kajoetangan Heritage. Strategi pemasaran kepariwisataan yang dijadikan acuan apabila ingin membangun Malang Tourism, yaitu dengan membangun identitas tempat wisata, merumuskan unique selling proposition (USP), menentukan target market dan target audience, merumuskan positioning, membangun brand (branding), menetapkan harga, membangun strategi komunikasai terpadu. Karena itu, diharapkan kiranya pemerintah daerah dapat mencurahkan perhatiannya, sehingga dari kampung berpotensi dapat diberdayakan menjadi etalase dan pilar penyangga dalam ekosistem kepariwisataan di Kota Malang.

Dengan demikian Malang siap menuju Tourism Hub, dimana keberadaan kampung tematik ini mampu menyumbangkan destinasi wisata yang lebih komprehensif.

Dalam rangka membangun “Kayutangan Heritage” yang komprehensif adalah dengan menumbuhkan pesona dan animo publik guna menghadirkan gairah memori “Tempoe Doeloe” dalam tontonan musik, suguhan kesenian yang disajikan dalam satu paket acara. Akan lebih memesona jika obyek wisata “Kayutangan Heritage” tidak menyuguhkan sebatas pertunjukan live musik saja tetapi perlu dikembangkan obyek lainnya. Seperti wisata belanja, kuliner, rancak budaya yang berbasis pada penyediaan produk-produk hasil kerajinan yang beragam dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain itu yang lebih prinsip lagi adalah perlunya menata area parkir umum agar mampu menampung lebih banyak wisatawan dan tertata dengan rapi, aman. Di samping itu harus didukung penambahan toilet umum, penataan kios-kios, pengarahan dan pembinaan bahasa Inggris kepada para ojek online dan tukang becak. Dengan demikian, peningkatan sadar wisata dan sapta pesona kepada para pelaku pariwisata di Kota Malang semakin membumi.(*)

Post Author: humas admin