BAHASA AREMA… BAGIAN II

 

BAHASA AREMA YANG HAMPIR PUNAH

BAGIAN II

Oleh Djoko Rahardjo*)

 

UKLAM-UKLAM NANG SOTAM

I. TEKS DIALOG

Malem Minggu tanggale kewut, kepingin uklam-uklam nang Sotam kadit  ojir. Ayas ngatu ojir nang naragod kadit diisaki, genaro’ne tidem. Ngatu ojir nang nawak ewed nakus. Akhire ngatu nang kida ayas ewed, amil saleb ubir.

Ipes…, racapku ngalup nang hamure Kediri, tapi ayas ngenes kanyab kodew sinam sing uklam-uklam nang Sotam. Ayas ketemu nawakku halokesan biyen, jenenge Icus, kera’e sinam semlohe.

Continue reading “BAHASA AREMA… BAGIAN II” »

BAHASA AREMA YANG HAMPIR PUNAH

BAHASA AREMA YANG HAMPIR PUNAH

BAGIAN I

(Masa Keemasan, Komunitas, Performa dll.)

 

Oleh: Djoko Rahardjo*)

 

Bahasa Arema atau lebih dikenal dengan bahasa Walikan adalah bahasa gaul yang memiliki keunikan tersendiri. Bahasa Gaul Arema ini lebih tua usianya jika dibandingkan dengan  Bahasa Gaul Artis Indonesia yang diperkenalkan oleh Deby Sahertian dkk. Saat ini, pengguna bahasa Arema  jumlahnya semakin berkurang atau hampir punah.

Imam Agus Basuki menyatakan (2010), Bahasa Jawa dialek Malang sama sekali tidak terstruktur dan jauh dari kaidah Bahasa Jawa yang standar sehingga menjadi unik dan kadang tidak dimengerti oleh lawan bicaranya…. Ia mengakui, bahasa walikan Malangan itu tidak mudah dimengerti oleh orang dari luar Malang, bahkan orang asli Malang sendiri juga banyak yang tidak memahami bahasa “walikan” itu, sebab selain tidak jelas strukturnya juga jauh menyimpang dari kaidah Bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia pada umumnya.

Contoh kalimat:

Sam, ayas kadit raijo (ojir), kapnim oker’e utas.

‘Mas, saya tidak uang, minta rokoknya satu (satu batang)’.

Sebelum memasuki pembahasan pola pembentukan kata bahasa Arema, perlu diketahui lebih dahulu: 1) masa keemasan pengguna, 2) komunitas pengguna, 3) performa pengguna, 4) Arema yang sukses, dll.

Continue reading “BAHASA AREMA YANG HAMPIR PUNAH” »