Tiga Suku Manusia yang Hidup di Era Digital

Seorang teman mengeluh melalui facebooknya betapa sulitnya mengajari orang yang gagap teknologi digital, terutama komputer. Menurut teman tersebut, komputer adalah sesuatu yang mudah, tinggal klik dan muncullah hal yang diinginkan. Murid teman saya, mengklik satu tombol di komputer seolah akan membuat komputer yang ia gunakan akan meledak. Saya hanya tersenyum membaca status facebook teman saya itu, karena ada tiga suku manusia yang hidup di era teknologi digital.

Suku manusia yang pertama adalah penduduk asli dunia digital. Menurut beberapa referensi di Internet, para penduduk asli dunia digital didefinisikan sebagai orang-orang yang semenjak lahir sudah hidup di kubangan digital. Mereka sudah menggunakan teknologi digital semenjak usia kanak-kanak. Karena itulah, perkembangan teknologi digital dapat mereka ikuti dengan mudah. Teman saya itu termasuk ke golongan penduduk asli dunia digital.

Imigran dari dunia teknologi analog adalah penduduk jenis kedua di dunia digital. Pada usia kanak-kanak, mereka terbiasa menggunakan teknologi analog yang berbasis mekanis, misalnya mesin ketik. Setelah era teknologi digital datang, orang-orang dari dunia analog berusaha untuk bermigrasi dengan belajar keras tentang teknologi digital. Pada awalnya orang-orang ini mengalami kesulitan. Setelah belajar dengan susah payah pada akhirnya mereka dapat menguasai teknologi digital.

Suku manusia yang ketiga adalah “murid” teman saya tersebut, orang yang gagap teknologi digital. Orang-orang ini berasal dunia teknologi berbasis analog yang ketika teknologi digital mulai diperkenalkan, mereka tidak mau belajar. Alhasil, saat teknologi digital hampir menggantikan seluruh sistem yang dulu dikerjakan dengan mekanis, mereka tergagap-gagap dalam belajar. Di benak mereka masih terbayang teknologi analog sama dengan teknologi digital, apabila melakukan satu kesalahan saja mesin akan rusak. Alhasil, mereka sangat takut dalam belajar teknologi digital.

Dari ketiga suku yang hidup di era digital; penduduk asli dunia digital, imigran dari dunia analog dan orang-orang yang gagap teknologi, orang-orang gagap digital adalah yang paling sulit diajari teknologi berbasis digital. Di benak mereka masih terbayang, jika salah mengklik di alat-alat digital, maka alat-alat tersebut akan meledak. Untuk itulah, saya memberi komentar di status teman saya bahwa dia harus bersabar menghadapi orang yang gagap teknologi.

 

Ferril Irham Muzaki

Universitas Malang

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.