Tiyang Landi Kantun Setunggal

TIYANG LANDI KANTUN SETUNGGAL

(Orang Belanda Tinggal Satu)

Oleh Djoko Rahardjo*

Kamis pagi tanggal 26 Maret 2015, bertempat di Kantor Sub Bagian Umum LP3 UM, kami kedatangan tamu Bapak Dr. I Nengah Parta, M.S (Dosen Jurusan Matematika, FMIPA UM).

“Sugeng enjang Pak Djoko”.

“Sugeng enjang Pak Nengah”.

“Badhe wonten kersa punapa (menapa) Pak Nengah?”

“Badhe ngaturaken Makalah Seminar Agami Hindu”.

Memang Pak Nengah berasal dari Bali tetapi bahasa Jawa yang dipakainya adalah krama ingggil. Kebetulan pagi itu, kami bertiga (saya, Pak Bambang EB dan Pak Purwanto Poo) sedang bekerja sambil berbincang-bincang tentang sejarah penjajahan Bangsa Eropa.

Perancis pernah menjajah Afrika sehingga sebagian besar negara-negara di Afrika penduduknya menggunakan bahasa Perancis. Begitu juga Inggris pernah menjajah India, Filipina dan Malaysia sehingga penduduknya, terutama dosen dan mahasiswanya pandai berbahasa Inggris. Nah…, sekarang giliran Kompeni Belanda (VOC) yang pernah menjajah Indonesia (nusantara) selama tiga ratus lima puluh tahun sehingga penduduknya… (sengaja penulis tidak melanjutkan).

Apa kata Pak Nengah: “Ada orang Indonesia yang menggunakan bahasa Belanda!”

“Siapa?”

“Nyonya Meneer”.

“Lho. Itu kan merk jamu? Hehehe…”.

Memang ada beberapa Dosen UM yang pernah belajar di Nagara Belanda tetapi hal itu tidak dapat merepresentasikan semua dosen dan mahasiswa UM. Apalagi seluruh penduduk Indonesia. Pertanyaannya adalah mengapa mereka bisa berbahasa “penjajah” sedangkan kita tidak? Kami mohon dengan hormat agar pertanyaan ini dijawab oleh Pakar Sejarah dari FIS UM. Terima kasih.

.

*) Tenaga Kependidikan pada Subag Umum LP3 UM

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.