BAHASA AREMA YANG HAMPIR PUNAH
BAGIAN IV
(Kategori Sintaksis dan Fungsi Sintaksis pada Kalimat Bahasa Arema)
Oleh: Djoko Rahardjo*)
Kalimat secara gramatikal dapat dipaparkan berdasarkan kategori sintaksis, fungsi sintaksis, dan peran sintaksis atau peran semantis. Kategori sintaksis atau kelas kata di dalam tata bahasa tradisional lazim disebut jenis kata dan di dalam tata bahasa Jawa disebut jinising tembung.
Kategori Sintaksis
Berdasarkan keanggotaannya, kategori sintaksis dibedakan menjadi dua. Pertama, kategori sintaksis terbuka, dalam arti jumlah katanya berkembang. Yang tergolong kategori itu ada empat, yaitu (1) verba (V) atau kata kerja atau tembung karya, (2) adjektiva (Adj) atau kata keadaan atau tembung kriya, (3) nomina (N) atau kata benda atau tembung aran, dan (4) adverbia (Adv) atau kata keterangan atau tembung katrangan. Kedua, kategori sintaksis tertutup, dalam arti jumlah keanggotaannya relatif terbatas dan sulit untuk berkembang. Kategori itu ada enam, yaitu (1) pronominal (Pron) atau kata ganti atau tembung sesulih, (2) numeralia (Num) atau kata bilangan atau tembung wilangan, (3) preposisi (Prep) atau kata depan atau tembung ancer-ancer, (4) konjungsi (Konj) atau kata penghubung atau tembung penggandeng, (5) interjeksi (Itj) atau kata seru atau tembung penguwuh, dan (6) partikel (Ptk). Preposisi, konjungsi, dan partikel disebut kata tugas…. (Wedhawati, 2001: 16).
Berikut ini contoh pemaparan kalimat bahasa Arema menurut kategori sintaksis:
(1) |
Kana’e |
jik |
maca |
ukub. |
N |
Adv |
V |
N |
|
Anaknya |
sedang |
membaca |
buku. |
(2) |
Ebes Nganal |
ongul |
nang |
Ayabarus. |
N |
V |
Prep |
N |
|
Bapak |
pergi |
ke |
Surabaya. |
(3) |
Kida’e |
nakam |
oskab |
nok |
hamur e. |
N |
V |
N |
Prep |
Adv |
|
Adiknya |
makan |
bakso |
di |
rumahnya |
Fungsi Sintaksis
Konsep fungsi sintaksis mencakupi subjek (S). predikat (P), objek (O), pelengkap (Pl), dan keterangan (K). Di dalam tata bahasa Jawa subjek disebut jejer, predikat disebut wasesa, objek disebut lesan, pelengkap disebut geganep, dan keterangan disebut katrangan…. (Wedhawati, 2001: 16).
Berikut ini contoh pemaparan kalimat bahasa Arema menurut fungsi sintaksi:
(4) |
Kera’e |
etak rudit |
nok ramak |
S |
P |
K |
|
Anaknya |
akan tidur |
di kamar. |
(5) |
Ebes kodew |
ngisaki |
ayas |
ojir. |
S |
P |
O |
K |
|
Ibu |
memberi |
saya |
uang. |
(6) |
Umak gocik |
karo tenyom licek’ae |
kadit inareb, |
lukup’en! |
S |
O |
K |
P |
|
Kamu penakut |
dengan monyet kecil saja |
tidak berani |
pukul saja!. |
(7) | Asaip umel sing nok Seplinthung | dikawab | nang rontak isilup. |
S |
P |
K | |
Wanita tuna susila yang gemuk di Seplindid | dibawa | ke kantor polisi. |
SIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan:
- Kategori sintaksis atau kelas kata dalam kalimat bahasa Arema mengikuti kategori sintaksis pada bahasa Indonesia atau Jawa;
- Fungsi sintaksis dalam kalimat bahasa Arema mengikuti fungsi sintaksis pada bahasa Indonesia atau Jawa; dan
- Tidak semua kata di dalam kalimat bahasa Arema dapat dibalik (akan dipaparkan pada tulisan berikutnya).
Daftar Kata Bahasa Asli Arema (BAA):
Jik/ijik = ‘masih’, ebes = ‘orangtua’, ngisaki= ‘memberi’ (kata dasarnya isak= ‘beri’, diisaki = ‘diberi’), ojir = ‘uang’, gocik = ‘penakut’, asaip = ‘wts’, Seplinthung = ‘tempat mangkal wts di tepi sungai berantas Jl. Tumapel Malang’).
Rujukan
Wedhawati. 2001. Tata Bahasa Jawa Mutakhir. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Comments are closed.