CERMIN DIRI

Dengan AsmaNya yang Agung marilah kita menyimak kalamNya yang tertulis dalam surat Ar Rum 41 yang bunyinya “zhoharol fasaadu fil barri walbahri bimaa kasabat aydinnaas” yang artinya, Telah Nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia”
Ayat diatas merupakan peringatan, teguran juga merupakan informasi yang perlu dimaklumi oleh manusia dan kebanyakan yang merespon dengan cepat adalah mereka yang takut dan yakin adanya hari dimana saat itu akan terjadi pengadilan maha akbar yang mana setiap diri akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya kepada Tuhan Penguasa alam, dan diantara bentuk respon mereka yang merasa takut kepada Tuhannya tentu akan bersikap lebih hati hati pada setiap aktivitasnya, diantaranya adalah tak mudah bangga atas amanah yang telah dilakukannya, tak ada rasa puas meskipun tanggung jawab telah diselesaikannya dan tiada waktu tanpa introspeksi sehingga menjadikan diri selalu waspada, peka terhadap kemungkinan yang bisa mendatangkan kerugian pada diri dunia akhiratnya
Bentuk kehati hatian seorang mukmin adalah hifdzul nafs (menjaga diri dan jiwanya) dari berbuat kezaliman, saya umpamakan kalau kita bercermin didepan kaca kemudian dengan iseng memandangi wajah diri agak lama tanpa berkedip, tiba tiba wajah di cermin itu seakan menjelma sekejab menjadi sosok yang menyeramkan saking buruknya dan seakan menunjukkan pada diri bahwa dalam jiwa ini tempat berkumpulnya ”sifat buruk” dan segala macamnya, perubahan wajah diri dalam cermin yang sekejap itu mungkin dari pengaruh syaraf mata yang lagi tegang saking fokusnya dalam memandang sasaran sehingga membentuk bayang semu dan dimensi lain yang keluar jauh dari wilayah logika, ataukah memang ada isyarat ghoib lain yang ditunjukkan Al Khooliq agar manusia senantiasa waspada terhadap sifat buruknya yang selalu mengikuti dan mencari kesempatan disepanjang kehidupannya
Sudah menjadi bagian dari dunia kita bila dalam hidup itu selalu terjadi pasang surut dan diantara ketidak sempurnaan manusia itu terkadang diperankan oleh orang yang dalam hidupnya selalu berbuat kebaikan tapi pada saat yang lain ia merasa tak puas jika belum dipamerkan pada orang lain dan ada juga pekerjaan yang menurut banyak orang sangat mulia, agamis, ternyata mendapat penilaian buruk dariNya
Kalau seseorang mau memberi spasi pada aktivitasnya yang padat, tentu yang namanya jiwa akan membisikkan nasehat padanya “ hidup yang engkau jalani ini bukanlah surga juga bukan neraka, tapi adalah dunia yang menurut ulama hanyalah tipu daya, maka carilah jalan yang bisa membawamu pada tujuan hidup yang sebenarnya dan jangan selalu mengikuti hubbus syahwat yang melenakanmu “ jadi ibarat wajah dalam cermin adalah sebagai kontrol yang ideal bagi setiap diri agar jangan sampai terperosok melakukan perbuatan yang melampaui batas sehingga alampun menjadi rusak dan kerugian itu tidak saja mengenai dirinya tapi juga merugikan sesama mahluk yang sama sama hidup dibumiNya
Sifat kehati hatian seorang mukmin kedua adalah Hifdzul bi-ah (memelihara lingkungan hidup) Tuhan Yang Maha Murah telah memberikan limpahan kenikmatan kepada kita berupa negeri yang tanahnya menyimpan kekayaan tiada tara, merupakan harta dan aset yang harus dijaga, dikelola dengan benar oleh negara untuk kesejahteraan bangsa dan yang kami harap kan adalah berita keberhasilan, bukan malah disuguhi oleh berita berita mengecewakan dari oknum yang kata berita banyak penyimpangan
Kalau toh ada yang memperlakukan bumi atau tanah negeri melebihi batas,tak mensyukuri malah melakukan banyak penyimpangan maka hukum Tuhan pun juga ikut bicara, contohnya beli premium atau solar saja antri..belum lagi kerusakan di sektor laut, bagaimana taman laut yang menyimpan kekayaan itu juga rusak akibat penggunaan pukat harimau,dan lain lain
Dan yang paling mengecewakan juga adalah kerusakan yang terjadi pada fauna kita, yaitu semakin susutnya spesies jenis burung, kalau saudara mau meluangkan waktu sebentar untuk jalan jalan kepasar burung di kota Malang, sungguh membuat hati jadi miris, sebab saudara akan melihat betapa berbagai macam burung ada disitu, jenis burung nuri dari papua atau maluku, jalak uret kalimantan, beo dan jalak dari pulau nias, murai batu dan masih banyak jenis lainnya dan burung burung tersebut hampir langka sebab sulit mengembang biakkannya..dan itu ada di pasaran Malang
Sungguh benar kata berita bahwa di Indonesia setiap harinya hilang satu spesies dari jenis burung, dan demi untuk menyelamatkan diri dari sebutan zalim dari Allah, juga agar tidak tergolong orang yang membuat kerusakan dibumi atau di laut maka tiada jalan lain kecuali harus mengikuti aturan dan hukum yang di berlakukanTuhan sebagai pemilik alam…(D7-fs)

Post Author: humas admin

Comments are closed.