Beraktivitas Aman di Tengah Pandemi Covid-19 dengan gaya Hidup Normalitas Baru (New Normal Lifestyle)

dr. Erianto Fanani

Malang. Harapan untuk keberhasilan uji coba fase 3 vaksin Covid 19 menjadi titik tolak dari pemulihan ekonomi (Economic Recovery) dikarenakan dampak dari Covid – 19 yang sudah merembet ke berbagai sektor kehidupan. Pemberitaan tentang Covid-19, yang saat ini proses penularannya semakin mengkhawatirkan membuat isu bagaimana cara untuk aktivitas fisik yang aman dengan gaya hidup normalitas baru meski dikonfirmasi dengan individu yang memiliki kompetensi dalam bidang medis.

Tim humas Universitas Negeri Malang pada tanggal 21 Agustus 2020 melakukan wawancara melalui media Whats’App (WA), berkenaan dengan penanganan Covid-19, kepada dr. Erianto Fanani, dosen Universitas Negeri Malang. Berikut ini akan ditampilkan wawancara Bersama dr. Erianto Fanani, yang merupakan anggota Satgas Covid-19 Universitas Negeri Malang.

Tim Humas: Selamat Pagi Pak Dokter, bisa melakukan wawancara sebentar via Whats’App? Kalau Pak Dokter masih sibuk, kami siap berikan daftar pertanyaan, nanti bisa dibalas lain waktu.

dr. Erianto: Monggo Mas, kita spontanitas saja. Langsung saja, kita santai saja kok. Sama saya santai saja, tidak perlu ada terlalu formal.

Tim Humas: Begini Pak Dokter, penelitian lintas disiplin ilmu berkenaan dengan Covid 19 itu apakah bisa berwujud (a) sosialisasi gaya hidup sehat, b) sosialisasi partisipasi masyarakat untuk partisipasi dalam vaksinasi nasional covid 19 dan (c) atau ada isu yang lainnya?

dr. Erianto: Sangat. misal tentang sosialisasi hidup sehat. Disana yg berkompeten bicara adalah pakar kesehatan, komunikasi, kebijakan publik, sosial budaya, dll, bahkan politik dan hukum (kaitannya dgn kebijakan negara tentang tatanan hidup baru, misalnya). Jadi isu Covid ini sebenernya bukan hanya konsumsinya mereka yang di bidang kesehatan / kedokteran saja.

Tim Humas : Apa bahaya dari herd immunity jika dipraktikkan, seperti gagasan beberapa komunitas?

dr. Erianto  : Setiap tindakan dan metode baru terhadap manusia, meski melalui uji etik dan uji klinis. Ada tahapannya tersendiri. Saya rasa ide Herd Immunity pada kasus Covid-19 tidak ada landasan uji etik dan uji klinis, sangat berbahaya jika ide Herd Immunity digunakan, apalagi terkait dengan manusia.

Tim Humas : Begini Pak Dokter, adakah jarak aman untuk menghindari micro droplet? Lantas bagaimana peranan masker kain dalam pencegahan micro droplet?

dr. Erianto  : Kita bicara untuk virus Covid 19 ya. Jarak aman yang disepakati WHO dan Kemenkes adalah sejauh 2 meter antar manusia. jarak bisa meningkat / semakin jauh, tergantung arah angin, intensitas berbicara / berteriak, kondisi ruangan (indoor / outdoor), dll. tapi garis besar jarak aman yg telah disepakati (dan pasti ada referensi keilmuan) adalah sejauh 2 meter

Tim Humas : Lantas, bagaimana dengan pemakaian masker kain yang sekarang semakin bervariasi bentuk dan desainnya?

dr. Erianto  : Virus covid itu satuan ukurannya nanometer, penggunaan masker kain itu sebagai upaya kita untuk semua untuk melindungi diri dari virus Covid-19. Penggunaan masker kain atau medis tentu harus memprioritaskan kelompok profesi yang rawan terpapar.

Tim Humas : Gaya hidup normalitas baru pada idealnya seperti apa? Apalagi ini terkait dengan aktivitas ekonomi.

dr. Erianto  : Gaya hidup normalitas baru memenuhi tujuan untuk mencegah penyebaran virus covid 19. Virus Covid utamanya menyebar melalui droplet (percikan partikel air) dari saluran nafas kita yg keluar melalui lubang hidung dan mulut kita. Dalam skala lebih kecil, virus covid 19 diduga juga dapat menyebar melalui cairan dan kotoran tubuh manusia. atas dasar itulah, gaya hidup normal baru / adaptasi kebiasaan baru / new normal life, punya 4 konsep utama. yaitu : 1. tetap beraktivitas di rumah (hindari bertemu dgn orang lain), 2. jika terpaksa keluar rumah, jaga jarak dengan orang lain (physical distancing), 3. jika terpaksa bertemu dgn orang lain, selalu disiplin mengenakan masker. 4. karena virus ini bisa dilawan dgn sistem kekebalan tubuh yg bagus, maka tingkatkan imun kita dengan cara makan makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup  dan hindari stres fisik maupun psikis.

Tim Humas : Begini Pak Dokter, sekarang ini sedang ramai diperbincangkan isu pembelajaran online pada tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK). Ini ada keluhan dari banyak pihak, terutama penerapan pembelajaran dalam jaringan, ada yang keberatan kalau harus jarak jauh. Pada sisi lain, ada kelompok yang khawatir timbulnya Cluster penularan Covid-19 dikarenakan aktivitas belajar mengajar.

dr. Erianto  : Tetap dengan tujuan utama. Hindari kontak fisik dgn orang lain di sekolah. Untuk anak usia SD (yang belum bisa disiplin secara mandiri) opsi full-daring adl pilihan terbaik. Untuk siswa SMP-SMA bisa dipertimbangkan sekolah luring namun dengan pengaturan protokol kesehatan yg tegas, disiplin dan kontinyu. mengenai masalah tidak lancar wifi, tidak adanya gadget / gawai, dll yang bersifat teknis proses belajar, saya kira kita punya banyak pihak yg lebih berkompeten untuk menjawab masalah itu. Tapi jawaban nya ini jauh lebih kompleks. melibatkan rekan-rekan IT dengan teknologi pembelajarannya, media / alat komunikasi & belajar, kuota internet

Tim Humas : Olahraga seperti apa yang cocok di tengah pandemi covid 19 seperti sekarang ini? Untuk penderita Asma, kira-kira olahraga apa yang cocok selain renang? mengingat mayoritas aktivitas di kolam renang umum memiliki risiko menjadi cluster.

dr. Erianto  : Olahraga yg memenuhi protokol kesehatan covid 19, umumnya olahraga yang bersifat mandiri dan dapat dilakukan dirumah masing-masing, agar tidak ada kontak dgn orang lain. Jika itu adalah olahraga yg membutuhkan “lawan main”, maka jaga jarak & penggunaan masker yang sesuai harus dipenuhi. untuk masker, disesuaikan dgn intensitas olahraganya. dengan kata lain, agar bisa tetap berolahraga di ruang publik dan tetap memakai masker, maka lakukan olahraga berintensitas sedang. Untuk penderita asma, selain berenang bisa jogging (diutamakan pake treadmill di rumah masing-masing) & bersepeda (bersepeda statis di rumah masing-masing juga lebih diutamakan). Perlu saya konfirmasi disini, virus covid 19 itu jika terkena kaporit di dalam kolam renang akan langsung mati. Cluster kolam renang dapat terjadi jika sebelum, saat dan sesudah renang, atlet yg bersangkutan, ngobrol dengan orang lain tanpa masker dan tidak jaga jarak. saat renang, ya fokus renang aja. gak usah ngobrol.

Tim Humas : Apakah kegiatan olahraga seperti Jogging, Gowes dsb itu aman? Apa yang harus dilakukan untuk olahraga outdoor?

dr. Erianto  : Aman selama kita pake masker & tidak bergerombol. Teknisnya, setiap melewati tempat keramaian / jika olahraga nya rame2, ya masker harus tetap terpasang. jangan dempet-dempet. Jaga jarak. jika bersepedanya sendirian melewati tempat yg sepi, tidak berpapasan dengan orang lain, masker boleh dibuka supaya proses bernafas terasa lebih lega. Ingat, masker bukan halangan untuk berolahraga.

Tim Humas : Terimakasih Pak Dokter atas waktunya, kami undur diri terlebih dahulu. Kapan-kapan kami akan tanya-tanya lagi.

 dr. Erianto  : Monggo, selama saya tidak sibuk kita bisa kok wawancara. Fleksibel saja.

Penulis: Ferril Irham Muzaki

Catatan: Pada saat hasil wawancara ini diunggah, vaksin Covid 19 sedang dilakukan uji coba Fase 3 di Indonesia

Post Author: humas admin