KETIKA ANAK MENJADI MUSUH BAGI ORANGTUANYA

KETIKA ANAK MENJADI MUSUH BAGI ORANG TUANYA

Oleh Djoko Rahardjo*)

Pernakah Anda membayangkan ketika dua kereta api dengan kecepatan tinggi, penuh dengan muatan bertabrakan. Bila kecepatan dari kedua kereta api adalah 200 km/jam, dan bila kedua kereta api itu sama-sama bermuatan 500 ton maka apa yang akan terjadi? Bagi seorang fisikawan tentulah dapat menghitung berapa besar energi yang dihasilkan oleh keduanya. Bagi orang awam hanya bisa melihat dan mendengar suara tabrakan. Sungguh dahsyat!

Dalam menapaki hidup ini terkadang antara seorang ayah dan seorang anak mengalami perbedaan pendapat yang sangat besar bagaikan tabrakan dari kedua kereta api tersebut. Lalu apa yang akan dilakukan oleh seorang ayah terhadap anak kandungnya? Memarahinya? Membencinya? Melaknatnya? Mengusirnya? Jawabannya mungkin “ya”. Mungkin “tidak”.

Marilah kita merenung sejenak, dan menerawang jauh ke belakang. Adakah sesuatu yang keliru dalam mendidik anak kita? Bila kita menanam benih padi akan tumbuh padi. Tidak mungkin menanam benih padi akan tumbuh jagung. Kalau hal itu sampai terjadi maka adakah kesalahan pada habitatnya? Semua itu mungkin saja terjadi. Tergantung dari faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Namun yang memberikan kontribusi yang terbesar bagi tumbuhkembangya suatu generasi adalah gen-gen yang membentuknya, yaitu orang tuanya.

Terhadap kasus yang serupa dengan kejadian di atas, apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang ayah? Bila kita beragama Islam maka solusinya adalah dengan membaca, memahami, melaksanakan perintah Allah swt. seperti yang terkandung dalam Kitab Suci Al-Qur’an, Surah ke-64, Attaqobun ayat 14—15 seperti berikut:

AYAT BERWARNA

14. Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu [1479] maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

15. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

[1479] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau Ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

*) Staf Subbag Umum LP3 UM

 

 

 

Post Author: humas admin