SENANDUNG RINDU
Oleh: Djoko Rahardjo*)
Ketika senja tlah menjelang
padang ilalang terasa semakin gersang pulanglah sekumpulan burung renta bersama sejuta kenangan yang tlah dipeluknya dengan suka dan duka
Di sana… di padang rumput yang subur hiduplah anak-anak burung yang pernah makan… minum… dan tidur… di ketiak burung renta yang kini tlah mulai pikun
Ada senandung rindu dari Si Renta… yang berhembus… lirih… bersama embun senja yang mulai naik ke peraduan
Entah bagaimana… suara selembut itu… dapat menembus pendengaran… telinga dan matabatin… burung-burung yang sedang tidur lelap di sarang madu di atas rumput yang subur penuh kenikmatan
Tetapi sayang… senandung rindu itu… dianggapnya… sebagai mimpi yang tak bermakna dan terlanjur ditelan masa
Malang, 8-8-2012
*Staf Subag Sarana Pendidikan BAAKPSI Catatan Penulis: Tulisan ini (Apakah ini puisi?) saya persembahkan untuk Prof. M.A. Icksan, Bapak Asma’un, S.Pd dan Bapak Wahyudi Sudibyo, B.A. |
Comments are closed.