BERPUASA(LAH) SETAHUN

Taqobballahu minna wa minkum taqobbal yaa kariim… shiyamana wa shiyamakum.
Selamat berhariraya iedhul fitri 1 syawal 1433 H.

Melaksanakan ibadah puasa Romadhon, menjadi harapan setiap insan yang beriman untuk dapat mendatangkan ampunan atau maghfirah atas dosa-dosa yang telah lalu.  Orang yang berpuasa Romadhon akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya ‘ldul Fitri yang merupakan hari kemenangan melawan hawa nafsu.   Kemudian dengan  membiasakan berpuasa setelah ‘Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang diperoleh, yang tiada nikmat yang lebih agung selain dari pengampunan terhadap dosa-dosa.

Membalas Nikmat dengan Kekufuran.
Sebagai ungkapan rasa syukur atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan Allah swt. kepada seorang hamba adalah dengan mengerjakan puasa setelah Romadhon.  Tanda bahwa telah menang melawan hawa nafsu dan mendapatkan ampunan adalah jika ia tidak menggantinya dengan perbuatan maksiat.  Menjadikan dia tidak termasuk di dalam kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran.   Apabila ia berniat untuk kembali melakukan maksiat lagi setelah melakukan puasa, maka dia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah kemudian menghancurkannya kembali.
Allah Ta’ala berfirman:  “dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, ……” (QS. 16: 92).
Antara Qodho Romadhon & Puasa Syawal
Untuk mendapatkan keutamaan puasa setahun penuh, puasa Romadhon haruslah dirampungkan secara sempurna, baru diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal.Dengan demikian untuk mereka yang saat puasa romadhon kemarin ada yang bolong atau berhutang karena suatu hal maka sebaiknya melunasi hutangnya itu baru kemudian berpuasa syawal.
Selain itu, qodho’ puasa berkaitan dengan dzimmah (kewajiban), sedangkan puasa Syawal tidaklah demikian. Dan kita tidak mengetahui sampai kapankah kita akan tetap masih hidup dan kapankan kita akan mati.   Oleh karena itu, sebaiknya wajib mendahulukan melunasi hutang puasa yang wajib dari mengerjakan puasa yang sunnah.

Sebagaimana dalam hadits qudsi juga disebutkan bahwa amalan wajib itu lebih utama dari yang sunnah,

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

“Tidaklah hambaku mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib hingga aku mencintainya”   (HR. Bukhari no. 6502)

Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Romadhon tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.

Sebelum maut menjemput, amal perbuatan seorang mukmin itu adalah tidak ada batasnya.  Allah Ta’ala berfirman :

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) ” (QS. 15: 99).

Salah satu dari pintu-pintu kebaikan dari amal perbuatan adalah melakukan puasa-puasa sunnah.   Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?;  Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi).
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat.  Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka.
Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal.  Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa penuh di bulan Romadhon kemudian menyambungnya dengan (berpuasa) enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya) seperti dia berpuasa selama setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Puasa Enam Hari di Bulan Syawal Seperti Setahun Penuh

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Romadhon memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya.  Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa Romadhon dan mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Imam Ahmad dan An-Nasa’i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam bersabda: “Puasa Romadhon (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh.” ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam “Shahih” mereka.)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  “Barangsiapa berpuasa Romadhon lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. ” (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: “Salah satu sanad yang beliau miliki adalah shahih.”)

Noor Farochi – staf BAKPIK

Post Author: humas admin