[PABTI-UM] Serunya Kunjungan, Asyiknya Berwisata (2 – Habis)

Dari Kegiatan Study Tour Mahasiswa Semester I PABTI-UM 2010/2011 (2/2)
WBL, Bukan Sekadar Wisata Laut

Setelah dari Omadata, rombongan kami melanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kali ini bukan lagi untuk belajar, melainkan untuk berwisata. Wisata Bahari Lamongan atau yang biasa disebut WBL adalah tujuan wisata kami.

Laporan MICHAEL, Lamongan

Setelah keluar dari Intiland Tower, kami naik lagi ke bus yang sama. Bus segera melaju ke arah Lamongan. Di perjalanan, kami menikmati santap siang yang telah disediakan oleh pihak PABTI sambil diiringi lagu-lagu dari VCD player yang terpasang di bus. Setelah makan siang, kami melanjutkan aktivitas kami masing-masing sembari menunggu bus sampai ke tempat tujuan. Ada yang melihat pemandangan lewat jendela bus, berfoto bersama kawan, ngobrol, mengirim SMS, bahkan ada pula yang tidur sejenak.

Pukul 14.32,  rombongan bus IV tiba di Wisata Bahari Lamongan. Di sana, penulis melihat rombongan bus lain sudah berada di lokasi. Pendamping memberi tahu kami bahwa waktu kami di WBL hanya sampai pukul 5 sore. Setelah laju bus benar-benar berhenti, kami pun turun. Mas Farchan, selaku staff administrasi PABTI bagian kemahasiswaan membagikan tiket yang sebelumnya sudah dipesan secara kolektif. Tiketnya cukup unik, yaitu berupa kertas yang nantinya dapat digelangkan.

Setelah menerima tiket, penulis beserta beberapa rekan memasuki area WBL. Sebelum masuk ke pintu utama, terdapat toko-toko yang menjual makanan, minuman, dan souvenir. Di depan pintu utama sudah bersiap-siap petugas pemeriksa barang bawaan dan pemeriksa tiket.

Sebelum memasuki area wisata, petugas akan memeriksa barang bawaan. Selain untuk memastikan pengunjung tidak membawa barang-barang berbahaya, hal ini juga untuk memastikan pengunjung tidak membawa nasi, lontong, ataupun mi ke  dalam area WBL. Hal ini mirip dengan pemeriksaan bila Anda pergi ke Hong Kong Disneyland. Bedanya, kalau di WBL pengunjung hanya tidak diperkenankan membawa makanan berat, di Hong Kong Disneyland, pengunjung tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman apapun.

Lolos dari pemeriksaan barang bawaan, kami pun menuju ke tempat pemeriksan tiket. Tiket kami tunjukkan ke petugas, lalu petugas melingkarkan tiket itu ke pergelangan tangan kami. Memang, tiket WBL ini sengaja di desain agar bisa dibentuk menjadi gelang kertas. Hal ini cukup menggantikan sistem stempel yang biasanya digunakan di tempat wisata.

Setelah itu, barulah saya dan rekan-rekan yang lain diizinkan masuk ke tempat wisata. Bahari, mendengar kata itu pikiran saya langsung mengarah ke hal-hal yang berhubungan dengan laut. Ternyata dugaan saya tidak sepenuhnya benar, WBL tidak hanya menyuguhkan wisata laut, tapi juga petualangan yang lain. Intinya pengunjung diajak berpetualang di tempat ini. Ada rumah kucing, rumah sakit hantu, rumah insektarium, crazy car, space shutle, playground pasir, dan lain-lain.

Di rumah kucing, pengunjung dapat melihat-lihat beberapa jenis kucing yang ada lengkap dengan deskripsi dari masing-nmsing kucing. Sebenarnya di sana juga disediakan tempat untuk bermain dengan kucing. Namun sayang, ketika penulis sampai di tempat bermain kucing, tak ada satu kucing pun di sana.

Lain lagi dengan rumah sakit hantu, di wahana ini terdapat petugas yang mengatur. Hal ini untuk menambah serunya permainan. Maksimal empat orang yang boleh masuk secara bersamaan, Sebenarnya tidak ada hantu di tempat ini, hanya ada suara-suara mirip hantu yang direkam dalam audio. Namun karena tempat ini dikondisikan gelap dan becek, maka tak jarang orang merasa ketakutan dan berteriak histeris. Untuk meramaikan suasana, penulis pun kadang-kadang ikut berteriak.

Setelah itu, penulis menuju ke rumah insektarium. Di rumah insektarium ini, penulis melihat berbagai macam insekta yang telah diawetkan. Tak lupa juga, penulis membaca beberapa keterangan yang ada di sana.

Selain rumah insektarium, juga ada permainan crazy car. Pada wahana ini, adrenalin penulis dan pengunjung lain dipacu. Bila akan naik ini, petugas akan menandai tiket pengunjung, agar pengujung tidak dapat naik wahana ini untuk kali kedua pada hari yang sama. Untuk menjamin keselamatan, sebelum crazy car dijalankan, pengunjung wajib mengenakan sabuk pengaman dan sangat dianjurkan berpegangan di tempat yang disediakan. Setelah petugas memastikan semua pengunjung siap, mesin akan dijalankan. Crazy car pun akan melaju di lintasan yang berkelok-kelok dengan kecepatan yang tinggi.

Penulis juga sempat menaiki Space Shutle. Wahana ini dikhususkan bagi mereka yang suka tantangan. Penulis merasakan laju Shutle yang sangat cepat, berputar, dan kadang-kadang berhenti. Namun setelah sampai ke puncak, penulis dapat melihat keindahan tanjung kodok dari atas.

Di playground pasir, pengunjung sebenarnya dapat bermain pasir, serta sepak bola pasir pun bisa. Karena letak taman bermain pasir ini di pinggir laut dan sangat indah, maka penulis dan rekan-rekan serombongan tak bermain pasir, kami malah sibuk mengambil foto di lokasi ini.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 dan hujan pun turun rintik-rintik. Waktunya penulis dan rekan-rekan lain berkumpul di depan bus rombongan sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Kami pun meninggalkan area WBL  dan menuju bus. Sebagian di antara kami, tak lupa membeli oleh-oleh bagi kerabat dan saudara. Pukul 17.15, kami pun meninggalkan Lamongan dan menempuh perjalanan lagi ke Malang. (*)

 

Post Author: humas admin