TANGKAP AIR CEGAH BANJIR

RESAPAN AIR DAN TEMPAT SAMPAH ORGANIK

Bagaimana kalau kita mulai dengan “menangkap” air untuk mencegah terjadi banjir?  Tidak dapat dipungkiri jika saat turun hujan, di beberapa daerah seringkali terjadi banjir akibat aliran curah hujan yang terkumpul di permukaan tanah tidak dapat mengalir dengan lancar melalui saluran air.  Hal ini terjadi karena perkembangan pembangunan rumah-rumah atau gedung perkantoran, dan pelesteran/pengaspalan jalan yang mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air.  Demikian juga sungai yang meluap tidak bisa menampung aliran air karena selain karena pendangkalan juga di sebagian pinggir sungai “dipakai” menjadi bagian dari rumah tinggal.
Universitas Negeri Malang memiliki lahan yang cukup luas, saat ini sedang membenahi lingkungan sekitar kampus dengan mengganti jalan yang semula menggunakan batu, pasir, dan aspal diganti dengan pasir dan paving agar lebih banyak kesempatan air hujan untuk meresap kedalam tanah.  Di samping juga memiliki hutan kampus maka tambah bagus jika memiliki banyak sumur resapan air yang bisa berfungsi ganda yaitu sebagai “penangkap” air hujan juga bisa berfungsi sebagai tempat pembuatan pupuk organik.  Sampah-sampah organik dan sampah hasil pemangkasan rumput bisa dimasukkan ke dalam sumur resapan (ukuran kecil atau besar) yang berada di sekitar lokasi pemangkasan.  Dengan demikian hanya selain sampah organik saja yang di buang ke tempat pembuangan sampah di luar UM. Untuk itu perlu ada ‘cara’ agar sampah-sampah tersebut bisa cepat membusuk, yang mana nantinya jika sumur telah penuh bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.
Resapan Air dengan pembuatan sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah.  Sumur resapan ini menggunakan buis beton di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk (kosong).  Tidak diisi batu belah maupun ijuk karena sumur difungsikan juga untuk tempat pembuangan sampah organik yang ada disekitar sumur tersebut.  Sampah yang boleh dimasukkan hanya berupa daun-daunan dan atau hasil pemangkasan rumput sekitar.
Tujuan:
  1. Pelestarian sumber daya air tanah, perbaikan kualitas lingkungan dan membudayakan kesadaran lingkungan.
  2. Membantu menanggulangi kekurangan air bersih.
  3. Menjaga kesetimbangan air di dalam tanah dalam sistem akuifer pantai.
  4. Mencegah terjadinya erosi tanah.
Manfaat:
Sumur resapan merupakan salah satu cara konservasi air tanah. Salah satu cara pemeliharaan dan perlindungan air secara teratur untuk mencegah kemusnahan atau berkurangnya air tanah atau pelestarian air dengan jalan “menangkap”nya.  Caranya dengan membuat bangunan berupa sumur yang berfungsi untuk memasukkan air hujan kedalam tanah.
  1. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah.
  2. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah sehingga dapat menjaga kesetimbangan keberadaannya, peredaran dan sebaran air tanah.
  3. Mencegah perembesan air laut ke dalam lapisan tanah sehingga terjadi percampuran air laut dng air tanah.
  4. Dapat membuat pengurangan dimensi jaringan drainase.
  5. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah.
  6. Mempertahankan tinggi permukaan air tanah.
  7. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk mengurangi limpasan permukaan sehingga dapat mencegah banjir.
  8. Mengisi pori-pori tanah untuk mencegah terjadinya penurunan tanah.
  9. Melestarikan teknologi tradisional.
  10. Dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah.
  11. Memiliki banyak cadangan pupuk organik.
Penempatan dan Ukuran:
Penempatan sumur resapan pada setiap luas tanah + 40 s.d. + 50 m2 untuk satu sumur resapan.  Ukuran sumur resapan dibuat dua macam ukuran yaitu ukuran kecil dan ukuran besar.  Untuk ukuran besar ditempatkan pada daerah yang kemungkinan tidak dilewati orang.
Agar tidak mengganggu pemandangan dengan banyaknya sumur resapan yang ada, bisa ‘disamarkan’ dengan diberi tanaman rumput diatasnya diantara lubang masuk air hujan.
Penempatan sumur resapan ini bisa juga berada di beberapa tempat dekat dengan saluran air (drainase) setelah melalui sebuah bak kontrol.
 
=> Dari beberapa sumber                                                Noor Farochi — Kabag UHTB

 

 

Post Author: humas admin

Comments are closed.