Bersastra Go Blog atau Goblog

BERSASTRA GO BLOG ATAU GOBLOG

Oleh :

Herlina A; Dwi Rohma; Ratna W; Yuni K

Dunia sastra Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media yang digunakan untuk bersastra di zaman sekarang pun sangat bervariasi. Mulai dari penerbitan yang kian menjamur hingga peluncuran karya sastra melalui dunia internet. Salah satu media yang sangat populer saat ini adalah dengan blog.

Blog atau biasa disebut dengan nama blogger sangat santer digunakan untuk menjalin pertemanan. Situs unik ini sangat diminati oleh para pecinta blog yang kebanyakan adalah kaum remaja. Semakin mewarnanya dunia blogger tak diabaikan oleh para sastrawan Indonesia bahkan sastrawan kancah dunia untuk menggait pengikut dalam dunia maya tersebut. Sastrawan memopulerkan karya-karya terbaik mereka dalam dunia blog, dengan tujuan agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Selain kecanggihan dan kemudahan fasilitas tersebut, pengguna blog juga harus aktif jika tidak ingin fasilitas tersebut menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Dalam bersastra, pengguna blog diharapkan tidak hanya aktif menjiplak karya orang saja, tapi juga aktif mengisi dengan karya-karya yang baru. Jika hal ini terjadi, maka dunia sastra akan semakin kaya, sebaliknya, jika pengguna blog sastra tersebut hanya aktif sebagai plagiator, maka alhasil akan menjadi sastrawan goblog, bukan sastrawan go blog yang modern.

Menjiplak dalam sastra sangat berbeda dengan menjiplak dalam bidang yang lain. Jika ingin eksistensi kita diakui dalam dunia sastra, kita harus menjadi diri kita sendiri. Keberanian mendobrak, berdiri sendiri, dan berkarya aktif berbeda dengan sastrawan lain akan menjadikan diri kita dihargai di mata sastra. Karya kita tidak dikatakan mengekor atau sekedar aji mumpung numpang ketenaran sastrawan lain. Ketenaran yang bersifat instan karena aji mumpung atau nitip nama tidak akan bertahan lama. Sesuatu yang diperoleh secara instan maka juga akan berakhir secara instan juga.

Blog memfasilitasi  para sastrawan untuk berkarya dan mudah menjalin komunikasi antar sesama sastrawan, juga sastrawan dengan pembaca sastra. Sastrawan yang go blog akan memanfaatkan media blog untuk lebih aktif berkarya dan menjalin kebersamaan dengan saling mengkritisi dan memberi masukan terhadap karya yang tercipta. Sedangka sastrawan yang goblog hanya akan bisa bermimpi meraih kesuksesan dan ketenaran. Tidak mampu berkarya, dan kalaupun berkarya itu pun dianggap biasa dan dipandang sebelah mata.

Sastrawan besar seperti Sutardji Kalzoum Bachri, Habiburrahman El Zerazhi, bahkan Andrea Hirata pun mulai berkarya dari titik nol. Mereka tampil dengan model diri mereka sendiri, dan alhasil keberadaan karya mereka tidak diragukan lagi dalam dunia sastra. Untuk itu janganlah menjiplak dijadikan tradisi turun temurun, tapi gunakan sebagai media belajar agar kita mampu berkarya lebih aktif, lebih baik, dan lebih diakui dalam dunia sastra dalam negeri hingga sastra kancah internasional.

 

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.