Bahasa SBY dan Bahasa Indogris

CATATAN REDAKSI: KARYA TULIS INI DIBUAT OLEH WARGA UM DAN DITERBITKAN OLEH HARIAN SURYA.

Saya coba merenungi fenomena kebahasaan di masyarakat kita. Akhir-akhir ini, ketika budaya pop menjadi tren, orang-orang terutama tokoh masyarakat berusaha meningkatkan status mereka lewat bahasa. Salah satu caranya, mencampur dua bahasa; Indonesia dan Inggris. Pencampuran itu dalam beberapa sumber disebut sebagai “Indogris” (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris).

Setelah mengkaji sekian banyak sumber, saya menyimpulkan Indogris adalah dampak dari globalisasi. Ada beberapa teori mengapa Indogris menyebar di Indonesia. Salah satu hipotesisnya, karena pengaruh media massa. Indogris, pada awalnya, digunakan tokoh-tokoh masyarakat, artis, penceramah dan lain. Bahkan dalam dunia politik, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menggunakan Indogris ketika berbicara, pidato atau konferensi pers.

Contohnya, saat pidato 8 Desember 2009. Presiden SBY memakai istilah corruptors fight back, bukannya koruptor menyerang balik. Pada berbagai kesempatan, ia juga mengobral frase conflict of interest, asset recovery, extraordinary crime, whistle-blower,” daripada konflik kepentingan, pemulihan aset, kejahatan luar biasa.

Mengapa pengguna Indogris bangga? Setelah melakukan sedikit pengamatan dengan menyimak pengguna Indogris, saya menyimpulkan, pengguna Indogris beranggapan bahwa dengan menggunakan Indogris orang akan menganggap mereka lebih modern. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan Indogris sebagai alat mereka untuk menjadi “modern”.

Media massa sebagai media komunikasi massa membutuhkan tokoh masyarakat, yang berbeda dari yang lain, untuk menjadi berita. Untuk kepentingan komersial, media massa menjadikan tokoh masyarakat yang menggunakan Indogris sebagai berita utama. Dalam teori sosial, masyarakat cenderung meniru apa yang dilakukan tokoh publik. Kadang-kadang, mereka meniru secara langsung, tanpa berpikir itu baik atau tidak.

Globalisasi memberikan dampak dalam bahasa Indonesia. Menurut hemat saya, Indogris yang menjadi fenomena baru, memberikan efek yang luas untuk bahasa Indonesia. Setidaknya, kita dapat melihat dampak buruk Indogris. Pertama, anggapan orang Indonesia tentang bahasa mereka, dan soal kemurnian bahasa Indonesia.

Orang Indonesia akan menganggap bahasa Inggris lebih baik atau keren daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia pun digunakan dengan cara yang tidak benar karena dicampur dengan bahasa Inggris. Bahasa Indonesia juga tidak murni lagi. Ada kata dalam bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia. Banyak istilah-istilah Inggris yang telah diserap dalam bahasa Indonesia. Lafal Inggris pun digunakan dalam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia akhirnya kehilangan identitas. Bahasa Indonesia merupakan identitas Indonesia. Jika dicampur dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia tidak murni lagi. Bahasa Indonesia akan kehilangan identitasnya. Ini tidak baik untuk bahasa Indonesia. Sebaiknya, ketika berbicara bahasa Inggris, menggunakan bahasa Inggris dengan baik, dan ketika berbicara dalam bahasa Indonesia, kita gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita tidak perlu mencampur kata-kata dan istilah asing. Sudahkah kita berbicara bahasa Indonesia dengan benar?

Ferril Irham M

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Negeri Malang

ferril_im@yahoo.com

http://www.surya.co.id/2010/02/05/bahasa-sby-dan-bahasa-indogris.html

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.