LEMBUTKAN HATI DI USIA KRITIS

Berbagai kejadian sering kali menghampiri orang orang yang usianya menginjak masa tua,tidak peduli siapapun orangnya tak memandang status sosial entah miskin atau kaya, berilmu atau awam dan menurut penglihatan saya umur yang menginjak masa tua seringkali dihadapkan pada fenomena aneh terkait dengan jalan hidup setiap individu yang ditempuhnya dan kita akan mengatakan kalau itu semua merupakan “ ujian akhir hidup yang jarang terulang lagi “karena pada usia kritis inilah manusia dituntut untuk sensitif dan cepat dalam mengambil kesimpulan diatas kesempatan.
Fenomena kejadian yang bersifat peringatan itu sering direspon lambat tapi ada juga yang menyikapi dengan cepat sehingga cahaya hati membisikkan pada orang tersebut agar secepatnya memanfaatkan sisa hidupnya untuk mendekatkan diri dan bersimpuh memohon ampun padaNya. Ada juga orang di usia tuanya malah bertingkah aneh tanpa menyadari bahwa dengan perilakunya itu akan memicu hati makin mengeras dan berangsur membawanya kepada padamnya cahaya hati. ada kalanya juga seseorang pada usia tuanya masih tersiksa oleh harapan harapan yang belum terpenuhi contohnya terbebani oleh pikiran tentang bagaimana nasib anaknya yang masih kecil, khawatir anak anaknya tidak beruntung sepeninggalnya dan ada juga orang di usia tuanya masih sangat disibukkan oleh urusan dunia, status dan sebagainya padahal mereka mengejar sesuatu yang tidak jelas sedangkan tujuan akhir yang sifatnya urgen selalu ditunda bahkan malah dilalaikannya. Saya ambil contoh ada seorang dari kalangan orang miskin harta juga miskin pengetahuan yang mana semasa hidup keadaan menuntutnya untuk bekerja keras sebab bila tak mengkais sehari berarti ia tak makan pada hari ini dan Tuhanpun Maha Tahu sehingga semasa hidup mereka diberi kesehatan melebihi orang lain,tapi batas itu pasti datang juga kadang dengan diawali sakit yang tiba tiba tanpa sebab yang membuatnya terbaring agak lama ditempat tidur tanpa perawatan yang memadai dan suatu ketika Tuhanpun memberi dia kesempatan sembuh total dan bekerja keras lagi tapi tak merubah cara hidup lamanya yaitu bekerja keras tanpa memberi peluang waktu untuk beribadah dan mensyukuriNya dan tak berapa lama iapun sakit lagi secara mendadak dan langsung meninggal dunia dan kasus seperti ini sering terjadi pada khusus manusia cuma beda sakitnya
Ada juga orang yang punya pendidikan tinggi dalam hal materi juga tercukupi bahkan wawasan spiritualnyapun tergolong ahli tapi ketika usia sudah merambah kemasa kritis ternyata dia belum menyadari bahwa sesuatu telah mulai mengganggunya dan anehnya ilmu yang telah dikuasai selama ini tak mampu mengendalikannya contohnya adalah seseorang yang pada dasarnya punya karakter keras dan ditambah lagi keadaan yang menuntutnya demikian sehingga seakan biasa bila menghakimi seseorang tak peduli kesalahannya kecil besar bagaimana mungkin harus tega membohongi diri sendiri? padahal dia tahu tak mungkin Tuhan memberikan pahala bagi manusia yang masih arogan? di usia kritis mustinya sifat berlebihan itu sudah dihindari dan kalau tetap dibiarkan akan membuat diri makin terpisah dari sifat ilahi dan jiwanya kian menjauh dari kelembutan coba kita renungkan filosofinya Sidharta gautama kenapa ia tak pernah mau diajak bicara tentang Tuhan tapi ia selalu merasakan kehadiran Tuhan, jadi bisa dimaklumi deh kalau batinnya tak terjangkiti oleh penyakit.
Di usia yang kritis ini sudah saatnya jiwa harus dipaksa untuk menundukkan diri tengadahkan wajah dengan air mata dan tebarkan salam penuh kasih sayang terhadap sesama dengan sebenarnya ibarat orang tua mempunyai anak kandung yang kondisinya cacat dan dia selalu mengatakan pada dirinya”mengapa ini terjadi pada ku”? dan jawabanpun langsung datang ”supaya anda mengetahui makna kasih sayang yang sesungguhnya”
Untuk mengetahui sebutan apakah manusia itu tidak baik, yang baik dan yang paling baik atas mahluk lain menurut kacamata islam boleh dibilang manusia masih perlu mengkaji lebih dalam lagi meskipun secara kontekstual sudah mengerti , saya ingat sedikit keterangan ustadz Quraish shihab dalam tafsir surat At Tin ayat 4 bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya,kata taqwim(sebaik baiknya)bukan berarti manusia saja mahluk yang paling sempurna tapi lebih ditekankan pada arti bahwa setiap kesempurnaan bentuk fisik juga memiliki kesempurnaan bentuk psikis (fungsi) kita perhatikan pada kita bagaimana fungsi mata,telinga dan seterusnya? Begitu juga penciptaan pada mahluk lain diciptakan sempurna dengan fungsi tertentu bahkan setan pun di ciptakan sempurna dengan fungsinya sebagai penggoda manusia,diberi kemampuan tidak bisa dilihat oleh mata mampu menyusup lewat jalan darah, dan pada ayat berikutnya”Kemudian Kami kembalikan ketingkat serendah rendahnya kecuali orang orang yang beriman…maksud rendah disini ada pendapat dikembalikannya manusia dalam kondisi lemah fisik dan psikis dan keadaan seperti inilah saat rawan bagi manusia sebab musuh Allah(setan) menyerang secara gencar dengan berbagai cara dari dalam maupun luar, sebab iblis dan tentaranya sangat tidak rela bila manusia disaat akhir hayatnya menjelang menghadap Tuhannya tetap membawa akidah yang benar..

Post Author: humas admin

Comments are closed.