Mafia Surga (Bagian Ke-2)

MAFIA SURGA
(Bagian Ke-2)

Darah merah Paimo mendidih, ketika mendengar caci-maki bertubi-tubi yang datang dari arah kelompok nasionalis. Entah siapa orangnya. Begitu lantang suaranya. Sampai-sampai semua pemabuk yang tertidur terbangun dari mimpinya.

“Siapa kau?! Apakah tubuhmu sudah kebal dibacok?! Kalau kau jantan…, tunjukkan wajahmu!” Gertak Paimo.
“Apakah kamu sudah lupa dengan suaraku, Mo?”

“Hai orang sinting! Sebelum kau luka berdarah-darah…, sekali lagi tunjukkan mukamu!”

Samar-samar, di antara meja-meja yang penuh dengan botol yang bergelimpangan, muncullah seorang lelaki gemuk pendek. Kira-kira tinggi badannya 150 cm dan diperkirakan berat tubuhnya kurang lebih 90 kg. Kepalanya gundul, berkulit hitam, kumis tebal seperti kumis Raden Gatotkaca.

“Ini wajahku! Ini dadaku!”

“O…, jadi kau, Gendut jelek! Kebetulan sekali! Hari ini…, rahasiamu akan kubongkar di sini!”

“Rahasia apa?” Tanya Gendut.

“Seminggu yang lalu, aku menerima informasi dari temanku di Kota Tua bahwa dirimu adalah salah satu anggota sindikat kejahatan yang berkedok agama!”

“Itu gosip murahan!” Sanggah Gendut.

“Aku punya saksi dan bukti kejahatan yang telah kamu lakukan! Kamu berempat menyewa mobil dan berkeliling ke Kota Tua mencari dana untuk pembangunan masjid. Masjid siapa? Dimana? Kau bohong! Kamu penipu!” Begitu ganas serangan Paimo.

Gendut mulai gusar. Wajah hitam Gendut berubah cokelat tua. Matanya melotot seakan mau meloncat. Udara malam yang semula dingin tiba-tiba berubah menjadi gerah bak bahang api yang membara. Dadanya bergemuruh bagaikan kawah gunung yang akan meletus. Giginya menyeringai seperti srigala lapar yang siap menerkam mangsanya.

“Sabar kawan…, hati boleh panas tetapi masih ada jalan untuk berdamai”, kata Temun.

“Tidak…! Bila kata-kata yang aku lontarkan ini mengandung kebenaran maka bagiku haram untuk mencabutnya!” Begitu sergah Paimo. Sambil menyeka keringatnya yang membasahi tubuhnya, Paimo melanjutkan perkataannya.

“Gendut itu iblis yang berlagak kyai! Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist diselewengkan dan dipakai untuk berbuat maksiat! Beberapa santriwatinya dihamilinya, kemudian dinikahi secara sirri lalu diceraikannya. Tidak hanya itu…, dalam aksinya, dia menggunakan hadist yang menyatakan bahwa barang siapa ikhlas menyumbangkan uangnya untuk pembangunan masjid maka Tuhan akan membangun istana baginya di surga! Kamu sangat pantas dimasukkan ke dalam neraka jahanam!” Begitu sumpah serapah Paimo.

Jiwa Gendut ditelanjangi bagaikan bulu-bulu ayam yang dicabut dari tubuhnya. Kini yang tertinggal hanyalah kemarahan yang memuncak dan akan segera meledak!

Bersambung…

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.