Rumput tetangga, karena dia diseberang sana, maka yang tampak hanya warnanya.
Lebih hijau, sepertinya.
Faktanya, ya jangan dikira kira, tunggu saja cerita dari tetangga
Aku menuliskan surat, pada pengurus taman di rumahku sendiri, langsung ditelepon balik
Aku menuliskan cerita tentang kesulitanku karena sepatu bertumit membuatku tidak mampu berdiri dan melalui area taman yang tanpa ada rumput yang mengalasi langkah kaki
Semester kemudian, semua taman sudah terlengkapi path bagi para pejalan kaki
Aku menuliskan cerita tentang kesibukan kami, hingga tak mungkin sempat menilik aneka form yang selalu terbit bersamaan dengan waktu tersibuk kami berkejaran dengan matahari
Semester berikutnya, perbaikkan kulihat dengan mata kepalaku sendiri
Suatu pagi aku membanggakan cerita tentang satu matahari yang datang mengunjungiku dikota ini, satu hari kemudian semua sudah tersiapkan rapi, termasuk kendaraan untuk menjemput matahari
Aku pernah bermasalah karena tanaman potku tidak menghasilkan bunga yang harusnya sudah semi, ku tanya matahari, dan matahari bilang, statusnya A kurang sedikit, tak mungkin bungaku tidak bersemi
Hanya dengan sms, dan prosedur revisi yang bisa dimengerti, semester berikutnya secara sistem, semua kesalahan sudah diantisipasi
Sehingga jikapun pot bunga teman-temanku tidak bersemi, maka itu berarti sangat mungkin kesalahan ada pada cara kami merawat pot tersebut yang tidak sesuai
Banyak hal bisa dilakukan dari mejaku sendiri
Banyak masalah bisa kuceritakan melalui handphoneku sendiri
Diselesaikan dalam hitungan hari, diantisipasi tidak sampai satu semester depan ini.
Bagiku, aku melihat rerumputan di tamanku sendiri, lebih berpotensi menghijau daripada rumput tetangga kami
Tapi itu juga soal rejeki. Jika rejeki, maka aku terhijab dari melihat beceknya yang berpotensi mengotori sepatuku sendiri. Jika bukan rejeki, maka hanya pada lumpur sepatu itulah mataku bisa berkonsentrasi.
Aku mendengar, rumput tetangga lelet pertumbuhannya lebih tampak mata
Meski aku juga gemas melihat fakta, bahwa beberapa petugas penebar pupuk di tamanku ini, ternyata tidak menebarkan apapun dari tangannya, malah kadang mangkir dari jadwalnya merawat rumput, bunga dan pohon yang seharusnya dipelihara.
Aku mendengar, tetangga membangun taman yang persis sama dengan kita
Harusnya, itu malah membuat kita sadar, bahwa kita memiliki keindahan yang kita abaikan tak pernah ‘dipajang’ di halaman paling depan.
Mungkin, kita membutuhkan cermin yang luar biasa besar, untuk melihat warna taman
Meski begitu, jika melihat para rumput tetangga, jangan lupa mengenakan kacamata
Enyerawati 17022012
http://enyerawati.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=1162&action=edit&message=6&postpost=v2