SATPAM DAN ORANG BERIMAN YANG MEMAKMURKAN MASJID

Apa ada hubungannya antara satpam dengan orang beriman? kalau kita amati memang serupa tapi tak sama, walaupun bisa juga sama atau bahkan lebih baik lagi satpam yang beriman.
Satpam selain berperan sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang keamanan dan ketertiban lingkungan kerja, juga berperan sebagai unsur pembantu kepolisian negara di bidang penegakan hukum dan waspada keamanan di lingkungan kerjanya.
Satpam sudah terbiasa tata cara hidup disiplin untuk menerima dan melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau aba-aba yang diberikan.  Dengan taat satpam menerima perintah komando yang diberikan oleh seseorang pimpinan untuk dilaksanakannya pada waktunya.  Sudah terbentuk perilaku sesuai inti perintah yang cukup jelas, aba-aba atau peringatan itu dilaksanakan tanpa ragu-ragu.  Dengan demikian satpam yang baik adalah yang dapat memahami dan taat melaksanakan inti perintah untuk segera dilaksanakan.
Orang yang beriman adalah orang yang taat, secara bahasa taat artinya senantiasa tunduk dan patuh.  Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik terhadap perintah Allah Swt, Rasul-Nya, maupun ulil amri (pemimpin), firman Allah “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu…. dst. (QS An Nisaa'(04):59).
Taat kepada Allah Swt berarti bahwa setiap mukmin harus melaksanakan segala perintah-Nya sebagai perwujudan sikap taat, sebagaimana yang terdapat di dalam Al qur’an dan menjauhi setiap larangan-Nya.  Maka janganlah kamu berpaling.
Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS Ali Imran(03):32).
Dari firman tersebut, setiap muslim yang taat kepada Allah SWT juga harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad  saw) maupun kepada ulil amri (pemimpin).  Taat kepada Rasul-Nya berarti setiap orang yang beriman harus melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang sebagai Rasul Allah SWT, beliau mempunyai tugas menyampaikan amanah kepada umat-Nya.
“dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS At Taghaabun(64):12)
Taat kepada ulil amri (pemimpin) berarti setiap mukmin harus taat kepada peraturan-peraturan pemimpinnya selama tidak menyimpang dari ajaran islam, kalau menyimpang jangan dengarkan dan jangan ditaati.  Sesuai dengan hadist yang artinya : “Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad SAW bersabda, Wajib bagi seorang muslim mendengarkan dan taat sesuai dengan yang ia sukai dan apabila diperintah untuk menjalankan maksiat jangan dengarkan dan jangan taati.”(HR Muslim).
Banyak orang yang selalu mengharapkan pertolongan dan barokah Allah SWT, tetapi tidak taat.  Contoh mudahnya begini, seorang pegawai atau satpam dipanggil oleh Dekan untuk menghadap.  Mengetahui ada panggilan tersebut tentunya pegawai atau satpam yang dipanggil itu akan segera memenuhi panggilan menuju ke tempat darimana bapak Dekan memanggil.
Namun bagaimana ketika ada panggilan kumandang adzan memanggil “Hayya ‘alash sholah” (“Mari menunaikan sholat”) yang kemudian panggilan itu diulangi sampai ke 2 kali?.  Mereka yang datang memenuhi panggilan yang datangnya dari masjid itulah orang yang taat yang bisa meraih kemenangan sebagai bukan sebaliknya .  “Hayya ‘alal falah = Mari meraih kemenangan” (2 kali).
Orang Beriman adalah yang Memakmurkan Masjid
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. at-Taubah(09):18)”.
Sesungguhnya dengah shalat berjamaah berarti kita taat dan telah mematuhi (salah satu) perintah Allah yang dibebankan kepada segenap hambaNya yang beriman. Allah berfirman,
“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku'[1] (QS. Al Baqarah (02):43)”
[1] Yang dimaksud ialah: shalat berjama’ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
Masih jelas dalam ingatan saya dengan himbauan ustad Humaidi Tatapangarsa melalui edaran takmir masjid Al-Hikmah beberapa tahun yang lalu kepada seluruh warga kampus untuk ikut memakmurkan masjid dengan melakukan sholat berjamaah.
Noor Farochi – Kabag UHTBMN
 

 

Post Author: humas admin