Ketika Ajal Telah Menjemput

KETIKA AJAL TELAH MENJEMPUT

Oleh: Djoko Rahardjo

Malam itu, tanggal 10 Agustus 2015 suasana di dalam Gelora Samudra Pangkalan TNI Angkatan Laut Malang (Lanal) terasa hangat meskipun udara di Kota Malang saat itu begitu dingin. Para Calon Guru yang tergabung di dalam Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T), Universitas Negeri Malang Angkatan Ke-5 sedang mengikuti prakondisi.

Sesuai dengan jadwal kegiatan bahwa Para Peserta Program SM-3T UM akan menerima Informasi tentang Kondisi Sosial, Budaya, Infrastruktur, dan Pendidikan di Daerah 3T. Ada dua orang Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang hadir untuk memberikan informasi, yaitu Kadisdikpora Kabupaten Aceh Selatan dan Kadisdikpora Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.

Pemberian informasi dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Kadisdikpora Kabupaten Aceh Selatan, dan sesi kedua oleh Kadisdikpora Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Saat sesi kedua berlangsung, semua peserta dibuat tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak akan tertawa? Kadisdikpora Kabupaten Pegungan Bintang orangnya cukup jenaka. Gerak tubuh dan kata-kata yang disampaikan memancing gelak tawa.

HOSEA

Keterangan foto dari kiri ke kanan: Drs. Suharmanto, M.Pd (Dosen FT UM), Pak Hosea (berbaju putih), Dr. Eddy Sutadji, M.Pd (Sekretaris LP3 UM), Kadisdikpora Kab. Aceh Selatan dan Drs. Hadi Sukamto, M.Pd, M.Si (Dosen FIS UM).

Informasi yang disampaikan oleh Kadisdikpora Kabupaten Pegungan Bintang meliputi antara lain seperti berikut.

  1. Ada beberapa pertanyaan yang muncul dari Peserta SM-3T, antara lain: Bagaimana dengan tempat tinggal mereka?   Bagaimana dengan pembayaran tunjungan mereka? Bagaimana dengan layanan kesihatan mereka? Jawabnya adalah jarak tempat tinggal mereka dengan sekolah antara 30—300 m. Sebelum menerima biaya hidup dari Dikti, Pemkab Pegunungan Bintang akan membantunya. Layanan kesihatan disediakan di puskesmas. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa Peserta SM-3T dari UM, rata-rata sudah siap fisik dan mentalnya.
  2. Nomor HP Kadisdikpora Kab. Pegunungan Bintang hanya satu sehingga mudah dihubungi. Oleh sebab itu, setiap ada persoalan di lapangan maka Para Guru SM-3T dapat segera menghubungi Kadispora Kab. Pegunungan Bintang.
  3. Letak geografis Kab. Pegunungan Bintang memiliki ketinggian 1500—1800 m di atas permukaan air laut. Suhu udara 0,8—150 C. Batas wilayah: sebelah timur berbatasan dengan Negara Papua Nigini. Sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Boven Digul. Sebelah barat berbatasan dengan Kab. Bahukimo. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Kerom dan Jayapura.
  4. Penduduknya berjumlah ± 105.000 orang. Jumlah distrik/kecamatan = 34 (Peserta SM-3T UM ditempatkan di 11 distrik). Jumlah kampung/desa = 277. Penduduk asli berjumlah 96% dan warga pendatang berjumlah 4%. Agama yang dianut oleh penduduk asli adalah Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Sudah ada tempat ibadah bagi Umat Islam.
  5. Budaya: ada tari-tarian , upacara adat bakar batu, dan lain-lain. Peserta tarian-tarian pria tidak boleh menyentuh peserta wanita, sebelum mendapat izin dari yang bersangkutan.
  6. Sekolah taman kanak-kanak (TK) berjumlah ada 6. Jumlah siswanya = 287 orang. Jumlah gurunya 12 orang. Sekolah dasar (SD) berjumlah 83. Jumlah siswanya = 13.488 orang. Jumlah gurunya = 316 orang. Sekolah menengah pertama (SMP) berjumlah 14. Jumlah siswanya = 1.237 orang. Jumlah gurunya = 114 orang. Sekolah menengah atas (SMA) berjumlah 4. Jumlah siswanya = 513 orang. Jumlah gurunya = 44 orang. Sekolah menengah kejuruan (SMK) berjumlah 1. Jumlah siswanya = 207 orang. Jumlah gurunya = 14 orang.

Informasi tersebut disampaikan dengan serius tetapi santai (sersan) dengan diselingi cerita yang lucu-lucu. Malam semakin larut mata penulis sudah mengantuk, tugas untuk mendampingi beliau diambil alih oleh Pak Poo (PNS LP3 UM). Kebetulan saat itu kegiatan sudah berakhir. Menjelang makan pagi, penulis bermaksud mewancarai beliau tetapi kamarnya sudah kosong. Menurut keterangan Pak Poo, beliau sekitar pukul 24.00 wib. berpamitan untuk pulang. Entah beliau pulang kemana.

Betapa terkejutnya hati ini ketika melihat tayangan di televisi bahwa nama beliau tercantum dalam daftar nama penumpang yang mengalami kecelakaan jatuhnya pesawat terbang Trigana. Nama beliau tercantum pada urutan ke-22, atas nama Hosea Uropdana, S.Sos, M.Si. Selamat jalan Pak Hosea! Semoga Tuhan mengampuni segala dosa-dosa Anda. Terima kasih atas apresiasi Anda terhadap keberhasilan Universitas Negeri Malang dalam mendidik dan melatih Para Peserta SM-3T.

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.