Blitar. Pandemik Covid-19 menjadi permasalahan yang serius mulai akhir tahun 2019. Hal ini terus berlanjut hingga sekarang dan belum bisa diketahui kapan berakhirnya pandemik tersebut. Dalam hal ini, penyebaran Virus Covid-19 bukan hanya terjadi di beberapa daerah melainkan merebak ke seluruh penjuru dunia. Kegiatan masyarakat banyak yang berubah dan terdampak. Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam skala besar harus dihindari serta harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dunia saat ini tengah mengalami kebingungan akibat virus ini. Meskipun saat ini mulai diterapkan normal baru yang harus dipatuhi masyarakat sesuai dengan protokol kesehatan.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat menjadi upaya masyarakat terhadap pencegahan Virus Covid-19. Upaya tersebut antara lain menghindari berjabat tangan, berupaya untuk selalu berada di rumah kecuali terdapat hal-hal penting yang mengharuskan untuk keluar rumah, selalu menggunakan masker ketika pergi ke luar rumah, menjaga jarak serta menghindari adanya kerumunan orang banyak, tak lupa untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun.
Mencuci tangan dengan air dan sabun menurut pakar kesehatan terbukti dapat membunuh kuman. Bahkan sabun dianggap lebih efektif jika dibandingkan dengan hand sanitizer yang mengandung alkohol. Sehingga, dalam upaya pencegahan Covid-19 masyarakat dihimbau untuk sering mencuci tangan sebab tangan merupakan bagian tubuh manusia yang memiliki banyak kuman dan dapat dengan mudah berpindah ke orang lain.
Adanya himbauan untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, maka mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang memiliki ide kreatif membuat 2in1 hand washer sebagai sebuah produk inovasi sabun cuci tangan. 2in1 hand washer ini menjadi alat yang dilengkapi dengan sensor PIR (Passive Infra Red) yang berarti kita tidak perlu menekan atau memutar handle kran, dengan tambahan dinamo yang sudah dimodifikasi untuk mengangkat air dari bak penampungan yang sudah disiapkan.
Sehingga dalam hal ini kita hanya perlu meletakkan tangan dibawah sensor PIR (Passive Infra Red) maka air akan terangkat dari bak penampungan menggunakan dinamo yang sudah dimodifikasi menyerupai pompa. Tidak hanya air saja yang diinovasikan menggunakan sensor PIR (Passive Infra Red) melainkan sabunnya juga dilengkapi dengan sensor tersebut. Hal ini cukup efektif mencegah penyebaran Covid-19 karena tidak perlu menyentuh benda sama sekali.
Pemilihan sensor PIR (Passive Infra Red) dimaksudkan agar alat cuci tangan otomatis ini dapat digunakan meskipun berada di tempat yang terkena sinar matahari. Akan tetapi, setiap alat yang dirancang pasti memiliki kendala sebab alat ini dirancang dna dimodifikasi sendiri oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang. Dibuatnya alat cuci tangan otomatis ini dimaksudkan sebagai bentuk pengabdian dan wujud ikhtiar kami terhadap upaya pencegahan Covid-19.
Pewarta: Nadia Nishful Laili-Mahasiswa Jurusan Sejarah , UM
Pewarta foto: Muhammad Daril Taufani-Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, UM