BAMBANG SUMANTRI TERPROVOKASI

(Lanjutan Rahasia Hidup Bambang Sumantri)

Ringkasan cerita yang lalu (Surat dari Dewi Citrowati), Bambang Sumantri bertanya pada Dewi Citrowati, mengapa dirinya dipanggil menghadap? Tak lama kemudian…, Dewi Citrowati menjelaskan dengan hati-hati bahwa perjalanan dari Negaranya, Magada, hingga memasuki Negara Mahespati sudah beberapa kali menginap di hutan.

“Bukankah sekarang ini kita sudah berada di wilayah Negeri Mahespati? Mengapa kita tidak segera memasuki istana? Ada apa?” Suasana menjadi hening…, senyap…, tak ada kata yang terucap. Citrowati memandangi wajah Sumantri dengan penuh keheranan.

Sejenak Sumatri terdiam. Sambil menahan nafasnya…, dia mencoba menatap mata Citrowati, walau agak grogi tetapi akhirnya dia berucap: “Maaf Tuan Putri, sebagai seorang Putri Raja, kakak kandung Raja Magada, seharusnya Anda di jemput sendiri oleh calon suami Anda, Maharaja Arjuna Sosrobahu. Kenyataannya tidak demikian”.

Di dalam keheningan…, Citrowati teringat akan pembicaraannya dengan Adiknya—yang menggantikan mediang ayahnya—yang menjadi Raja di Kerajaan Magada, bahwa tidak seorang pun yang mampu dan sanggup menandingi keagungan dan kesaktian Arjuna Sasrabahu. Hal tersebut disampaikan di depan Bambang Sumantri– saat datang meminangnya untuk dijadikan calon permaisuri Arjuna Sasrabahu . Nampaknya, pembicaraan inilah yang menjadi ganjalan hatinya. Sumantri tersinggung! Penasaran! Cemburu!

“O…itu? Ya! Sekarang aku baru ingat akan pembicaraan kita bertiga di Istana Magada, beberapa hari yang lalu. Salakah aku bila membicarakan tentang kehebatannya? Bukankah semua Rakyat Magada dan Rakyat Mahespati tlah mengetahuinya?”

Raut wajah Sumantri terlihat merah tembaga. Matanya bak matahari yang membakar air lautan. Panas! Mendidih! Bergolak! Tubuhnya berguncang! Saat itu…, suhu udara di sekitar tenda naik, kira-kira hampir mencapai 50 derajat Celsius. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Sungguh dahsyat pengaruh ucapan Dewi Citrowati yang menghujam ke jantung hati Bambang Sumantri.

“Raden…, Panjenangan punika Satrio ingkang pinunjul ing jurit! Satrio ingkang waskitho! Raden…, Anda ini adalah Ksatria yang unggul di bidang pertempuran! Satria yang cerdas! Mengapa Anda meragukan kemampuan diri sendiri? Selama ini Anda selalu penasaran dengan kehebatan Maharaja Arjuna Sasrabahu? Mengapa Anda tidak mencoba kesaktiannya?”

BERSAMBUNG…

Malang, 19 April 2012

Ki Dhalang Djoko Rahardjo
Dari Padhepokan Subag Sardik UM

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.