SURAT DARI DEWI CITROWATI

SURAT DARI DEWI CITROWATI
(Lanjutan Rahasia Hidup Bambang Sumantri)

Bright morning
Red lips smilling
From behind the window
Greated softly by the sunlight

Pagi yang cerah
Senyum di bibir merah
Dari balik jendela
Sinar mentari lembut menyapa

Amboi…, indahnya syair ini. Seindah suasana batin Bambang Sumantri yang sedang fall in love pada Dewi Citrowati. Tiba-tiba ada suara lembut menyapa: “Close your eyes, give me your hand, darling”. Seperti energi gelombang yang menghempaskan suksma Bambang Sumantri, jauh…, jauh…, jauh sekali! Melayang-layang…, menembus atmosfir bumi, ionosfir, stratosfir sampai ke langit shaf ke-7. Ah…, ternyata aku sedang bermimpi!

“Thok thok hok…! Silakan masuk! Raden…, ada surat untuk Anda!” Boeat Temankoe Bambang Sumantri. Dari siapa? Kok tidak ada nama dan alamat pengirim. Apa isinya? Ah…, ngapain bengong melulu. Begini aja kok repot! “Kreeek…!”, sampul surat itu tlah dirobeknya. Bro…, elu gue tunggu di tenda biru, dari teman elu, Dewiq. Aduh… mak! Serasa copot, jantung hati Sumantri. Ada apa? Penasaran ni ye….

Pagi itu, di tenda biru, Dewiq duduk ditemani oleh sepuluh orang wanita pengawalnya. Seperti ratu bidadari yang ditemani oleh sepuluh peri cantik. Longdress hijau muda membalut tubuhnya yang sintal, menambah anggun penampilannya. Rambutnya yang panjang sepinggang—hitam pekat berkilau—lebat lurus jatuh bergerai. Wajah oval sempurna. Dahi halus bak sutra Cina. Alis seperti rembulan yang muncul di hari pertama. Matanya yang indah mirip mata Lis Taylor, bintang film Holywood yang memerankan tokoh Cleopatra, Hidung mancung mirip hidung Wulan Guritno, bintang film Indonesia. Kulit mulus—putih—merah merona. Dan …, masih banyak lagi keindahan-keindahan tubuhnya untuk dilukiskan. Bila ditulis akan menghabiskan berlembar-lembar kertas ukuran folio. She is beautiful girl!

“Salam taklim pada yang mulia Dewi Citrowati”, begitu sopan tutur kata Sumantri. Dengan senyum yang tersungging di sudut bibir mungil merah muda (pinky), keluarlah rangkaian kata: “How are you this morning?” Sapa ramah Dewiq. Terlihat gigi geliginya yang putih kemilau—yang tertata rapi bak untaian mutiara. Hem…, lembut dan merdu tutur katanya. Mengingatkan pada suara Rosa, Diva Indonesia, ketika melantunkan lagu Ayat-ayat Cinta: “Bila keyakinanku datang kasih bukan sekedar cinta, pengorbanan yang agung kupersembahkan…”, sungguh romantik dan menghanyutkan.

Sumantri menjawabya pelan dan tersendat-sendat , seakan kerongkonganannya sedang dihambat oleh berjuta-juta semut kecil yang sedang berujuk rasa. “Baik-baik saja”, jawabnya. Sejenak, Sumantri menahan nafasnya. “Ada…, apa…, putri memanggil hamba?”

BERSAMBUNG….

Malang, 11 April 2012

Ki Dalang Djoko Rahardjo
dari Padepokan Subag Sarana Pendidikan BAAKPSI UM

Post Author: humas admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.